Home / Internasional / Nelson Shanks, Bayang-bayang Skandal Clinton-Monica

Nelson Shanks, Bayang-bayang Skandal Clinton-Monica

bidik.co — Skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky terkuak 20 tahun lalu. Namun, sejumlah orang tak bisa melupakannya begitu saja. Termasuk sang pelukis foto Bill Clinton, Nelson Shanks.

Baru-baru ini, Shanks membuat cerita menghebohkan. Saat diwawancarai oleh Philadelphia Daily News, dia menceritakan sebuah kisah di balik pembuatan lukisan foto Bill Clinton yang sedang berpose di depan perapian Gedung Putih.

Kala itu, Clinton yang tampak gagah dengan kemeja biru dan setelan jas hitam, berdiri sambil bertolak pinggang. Senyum tipisnya merekah dan menatap tajam ke arah kamera.

Namun, ada yang menarik dari lukisan foto tersebut. Tepat di perapian, ada sebuah bayang-bayang hitam berbentuk menyerupai sebuah pakaian yang digantung. Shanks, sang pelukis, rupanya sengaja membuat bayangan itu sebagai simbol skandal Clinton dan Lewinsky.

“Saya tidak bisa menghilangkan masalah Monica ini dari pikiran saya. Sehingga secara tersamar, ada di lukisan,” kata Shanks saat wawancara yang dikutip, Selasa (3/3/2015).

Shanks kemudian bercerita, jika kita melihat di sisi kiri, ada sebuah mantel di kantor Oval dan digambarkannya sebuah bayangan di dalamnya.

“Jika Anda melihat di sisi kiri, ada sebuah mantel di kantor Oval dan saya menggambar sebuah bayangan di dalamnya. Itu bisa berarti dua hal, sebenarnya menunjukkan bayangan dari gaun berwarna biru yang saya pasang pada manekin yang ada di sana ketika saya melukis, tapi tidak ada ketika dia (Bill Clinton) ada di sana,” terangnya.

Menurut Shanks, gaun biru Lewinsky adalah simbol dari skandal tersebut pada tahun 1990-an. Dari gaun itu, ditemukan adanya DNA Bill Clinton yang kemudian membuktikan kabar soal perselingkuhan keduanya.

“Kenyataannya dia (Bill Clinton) mungkin pembohong paling terkenal sepanjang masa,” tambah Shanks, yang tak memasang cincin kawin Clinton di lukisan tersebut.

Mantan karyawan magang Gedung Putih yang hubungan gelapnya dengan Bill Clinton berujung pada sidang pemakzulan sang presiden di Senat AS, akhirnya berbicara setelah kebisuan panjang.

Kepada majalah Vanity Fair, Monica Lewinsky, 40 tahun, menulis bahwa ia sangat menyesali hubungan itu.

Presiden telah “memanfaatkannya”, tulis Lewinsky, walaupun dia menjelaskan bahwa hubungannya dengan presiden merupakan hubungan tanpa paksaan.

Dalam kutipan artikel yang dirilis oleh majalah Vanity Fair, Lewinsky berharap untuk bisa menceritakan kisahnya dari versinya sendiri dan masih diakui keberadaannya dengan melihat namanya ‘dilemparkan’ dalam dinamika budaya pop dan media berita.

“Saya sendiri, sangat menyesali apa yang terjadi antara aku dan Presiden Clinton,” tulisnya.

Saya ingin katakan lagi: Saya. Sangat. Menyesal. Dengan Apa yang Terjadi.”

Lewinsky menulis bahwa dia mengalami pelecehan dan penghinaan setelah skandal itu bocor ke publik pada tahun 1998, dan dibuat seperti “kambing hitam” untuk melindungi presiden.

“Pemerintahan Clinton, seperti pelayan jaksa, kaki tangan politik di kedua sisi lorong, dan media memberikan label kepada saya,” tulisnya.

“Dan label itu tetap tinggal karena diletakkan oleh kekuasaan.”

Sejak meninggalkan pemerintahan Clinton, dia sempat bekerja sebagai desainer tas dan menjadi pembawa acara sebuah acara kencan di sebuah televisi Amerika Serikat.

Lewinsky kemudian pindah ke London untuk meraih gelar sarjananya tetapi dia mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan di Amerika Serikat karena masa lalunya. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Perlunya Selesaikan Masalah Dengan Musyawarah  

Bidik.co — Pancasila mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan berbagai hal, seperti mengambil …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.