Home / Catatan / Anies,  Etika Demokrasi, & Kembali ke Sistem

Anies,  Etika Demokrasi, & Kembali ke Sistem

Agung Hidayat (Pemerhati Etika Politik)

Bidik.co — Dialog Spesial MetroTV dengan Anies Baswedan yang dipandu oleh Silvia Iskandar, Jumat, 26 April 2024, menghadirkan topik “Anies Belum Habis”. Dalam dialog tersebut kita dapat membaca isi pikiran Anies tentang bagaimana langkah Anies ke depan.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, apakah Anies akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran? Bagaimana sikap Anies Baswedan dan apa pesan Anies terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran dan bagaimana karir politik Anies ke depan? Terakhir, bagaimana Anies menawarkan jalan keluar untuk mengatasi ketimpangan, yang menurutnya hal itu harus menjadi prioritas pemerintahan baru.

Pikiran utama yang muncul adalah bagaimana etika demokrasi itu harus dipegang dan perlunya kembali pada sistem, sehingga dapat menjadi pegangan bagi pengelola pemerintahan.

Etika Berdemokrasi

Ketika dipertanyakan mengapa Anies Baswedan menghadiri penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih? Anies menegaskan keinginannya untuk menghormati proses bernegara dan menjunjung tinggi etika dalam demokrasi. Baginya, penting untuk tidak hanya memperhatikan preferensi pribadi, tetapi juga untuk menghormati proses demokrasi secara keseluruhan.

Apa yang menjadi pandangan Anies tentang etika demokrasi, jika merujuk pada studi dalam “The Journal of Politics” oleh Anderson dan Joseph (2022) menegaskan bahwa integritas dan kejujuran merupakan prasyarat penting dalam membangun sistem demokratis yang efektif dan terpercaya. Pemimpin dan pembuat kebijakan yang bertindak dengan etika dan moral yang tinggi cenderung memperoleh kepercayaan dan dukungan masyarakat, serta memelihara integritas dan legitimasi institusi demokratis.

Selain itu, penelitian dalam juranal yang sama, Smith dan Lee (2023) menyatakan bahwa kesadaran moral dan kepedulian terhadap keadilan sosial merupakan faktor penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Nilai-nilai moral seperti empati, toleransi, dan solidaritas memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan antarwarga negara dan membangun fondasi yang kuat untuk kehidupan demokratis yang berkelanjutan.

Tentu saja tantangan dalam menerapkan etika dan moral dalam kehidupan demokrasi sering kali muncul karena adanya persaingan kepentingan politik, tekanan ekonomi, dan ketidaksetaraan sosial. Bahkan Johnson, Berkman, dan Page (2022) dalam “American Political Science Review” menyimpulkan pentingnya kebijakan publik yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan etika untuk memperkuat inklusi sosial dan meminimalkan disparitas yang ada.

Anies juga mengingatkan bahwa masyarakat telah mengikuti proses tersebut secara cermat dan berupaya membawa perspektif baru dalam kampanye politik, dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman dan kualitas kehidupan masyarakat.

Anies juga menyoroti pentingnya mengambil pelajaran dari catatan-catatan yang dibuat oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan pemilihan umum sebelumnya.

Baginya, catatan tersebut bukan hanya berarti rekomendasi perbaikan, tetapi juga pengakuan terhadap adanya anomali dan penyimpangan dalam proses tersebut. Oleh karena itu, DPR diharapkan memperhatikan catatan-catatan tersebut dan mengimplementasikannya dalam kebijakan dan proses Pemilu dan Pilpres yang akan datang.

Selanjutnya, Anies menegaskan bahwa fondasi demokrasi yang kokoh membutuhkan tiga elemen utama: ruang untuk dialog dan perbincangan terbuka, penguatan trias politica, dan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Menurutnya, pemerintah harus menghormati dan memperkuat ketiga elemen tersebut dalam menjalankan pemerintahan.

Dalam merespons pertanyaan mengenai perannya di masa depan dalam membangun bangsa dan negara, Anies mengutip kata-kata sastrawan Rusia, Stanislavsky, yang menekankan pentingnya fokus pada individu bukan perannya. Baginya, ada orang yang ketika diperankan menjadi ‘X’ dia luar biasa hebat, tapi ketika berganti peran jadi biasa. Tapi, ada orang yang menjadi apa pun akan tetap hebat. Dirinya sudah lama katakan, bahwa kekuatan itu ada pada orangnya, peran orang itu bisa berganti, tetapi dengan perannya itu ia akan tetap berdampak dan kontributif

Melanjutkan ‘Desak Anies’

Terkait dengan program Desak Anies dan live Tiktok, Anies menegaskan bahwa program tersebut akan terus berlanjut. Alasannya bukan hanya untuk menjaga kontribusinya sendiri, tetapi juga untuk membangun dan memperkaya atmosfer dialog, pertukaran ide, dan diskusi yang saling memberi inspirasi dan meningkatkan pengetahuan. Program ini dianggap sebagai salah satu cara untuk menguji dan mengembangkan pemikiran.

Anies menegaskan bahwa partisipan yang hadir dalam acara Desak Anies tidaklah datang tanpa pertimbangan. Mereka semua adalah individu yang aktif berpikir dan memiliki aspirasi serta pertanyaan yang ingin mereka sampaikan. Hal ini menunjukkan komitmen Anies untuk memberikan wadah bagi mereka yang berpikir kritis.

Meskipun belum ada kepastian mengenai format yang akan dipakai, tapi Anies menyatakan niatnya untuk melanjutkan program Desak Anies sebagai bagian dari upaya untuk menjaga dan memperkuat iklim demokrasi di Indonesia.

Kejujuran Perjuangan

Pada saat kampanye akbar di JIS (Jakarta International Stadium), menurut Anies, terjadi partisipasi yang luar biasa dari berbagai lapisan masyarakat, yang rela datang dari berbagai daerah dengan biaya sendiri. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme dan dukungan terhadap visi dan misi Anies.

Selain itu, kehadiran Anies Bsendiri dalam kampanye tersebut menambah nilai yang signifikan, karena ia secara langsung merasakan semangat dan dukungan yang tulus dari masyarakat.

Anies merasakan dan mengapresiasi kerelaan hati masyarakat yang sepenuhnya terlibat dalam proses demokrasi. Melihat banyaknya orang yang dengan sukarela datang dari berbagai tempat dengan biaya sendiri untuk mendukungnya, merupakan momen yang sangat berkesan bagi Anies Baswedan. Hal ini menunjukkan bahwa semangat perubahan dan keinginan untuk memperbaiki kondisi masyarakat sangatlah kuat di kalangan pendukungnya.

Merasakan kerelawanan yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam mendukungnya di berbagai daerah, Anies Baswedan semakin termotivasi dan terinspirasi untuk terus berjuang dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Keberanian dan semangat yang ditunjukkan oleh pendukungnya menjadi sumber energi positif bagi Anies untuk terus memperjuangkan visi dan misinya.

Hapus Ketimpangan

Indonesia menghadapi masalah ketimpangan yang makin hari makin besar. Ketimpangan antara kaya dan miskin. Terdidik dan tak terdidik. Jakarta dan Jabodetabek. Antara Jawa dan luar Jawa. Antara kota dan desa.

Ketimpangan-ketimpangan ini tidak boleh didiamkan. Kalau kita lihat gap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara Jawa dan Sumatera itu jauh sekali. Selisih gap-nya hampir 10 tahun. Ketimpangan seperti ini harus diselesaikan agar tercipta persatuan. Misalnya, dalam satu kampung saja kalau ada ketimpangan sulit bersatu. Keluarga kalau timpang sulit bersatu. Nah, kita ingin Indonesia semakin kuat dan makmur untuk semuanya, maka ketimpangan harus hapus.

Kemudian, peningkatan kualitas manusia Indonesia. Kesehatan, pendidikan, penting sekali agar kualitasnya dan aksesnya ditingkatkan. Supaya orang tua di mana pun, ketika menyaksikan anaknya bermain di usia belia, ia bisa membayangkan “mudah-mudahan anak saya nanti bisa jadi orang berhasil di kemudian hari”. Namun, orang tua dapat dengan percaya diri membayangkan itu apabila sekolah dan kesehatannya terjamin.

Tapi, kalau orang tua itu menyaksikan kehidupan anaknya sulit, anak akan mengalami kesulitan seperti dia lagi, itulah yang akan menimbulkan perasaan hopeless. Maka, kalau kesehatan baik, pendidikan baik, sesulit-sulitnya orang tua, ia akan tahu, bahwa anaknya punya masa depan.

Kembali ke Sistem

Inti dari seluruh gagasan Anies dalam dialog tersebut, yaitu Anies menyoroti urgensi dalam memulihkan tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, dengan kembali ke sistem.

Baginya, langkah ini adalah fondasi utama dalam membentuk negara yang adil dan makmur bagi semua warga. Anies mungkin memahami bahwa tata kelola yang baik tidak hanya tentang keberhasilan administratif, tetapi juga tentang keadilan, akuntabilitas, dan transparansi yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Dengan menekankan pentingnya tata kelola yang baik, Anies menggarisbawahi bahwa sebuah negara yang berfungsi dengan baik adalah yang mampu menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi semua warganya.

Agaknya, ia percaya bahwa dengan memperbaiki tata kelola pemerintahan, negara akan mampu memberikan layanan publik yang lebih baik, memperkuat aturan hukum yang adil, dan memastikan distribusi sumber daya yang merata untuk seluruh rakyat. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Menyoal Hari Kebangkitan Nasional

Oleh: Agus Ismanto bidik.co — Tujuh puluh dua tahun lalu, 20 Mei 1948, Presiden Pertama …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.