Home / Ekobis / Jokowi Pertegas Tak Akan Lagi Impor Beras, Gula dan Kedelai

Jokowi Pertegas Tak Akan Lagi Impor Beras, Gula dan Kedelai

bidik.co — Presiden Jokowi berdialog dengan ribuan perwakilan petani dalam kunjungannya di Lapangan Desa Keras Wetan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (31/1/2015).

Dalam dialog di Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng, tersebut Presiden menyampaikan masalah swasembada pangan yang harus terwujud dalam tiga tahun ke depan.

“Kita tidak mau lagi impor beras, gula dan kedelai. Tidak lagi, makanya produksi harus dinaikkan,” kata Presiden Jokowi.

Ia juga menyampaikan masalah distribusi pupuk dan benih yang selalu bermasalah saat dibutuhkan petani.

“Hal itu karena selama ini pengadaannya melalui tender lelang. Makanya lama. Dan, sekarang tidak lagi. Jangan main-main dengan pupuk dan benih saat ini,” katanya.

Menurut dia, untuk mewujudkannya, pemerintah akan memberikan bantuan alat pertanian seperti traktor, pompa air, pupuk, benih, da irigasi.

Untuk tahun ini pemerintah akan memperbaiki irigasi seluas 1,5 juta hektar, bantuan benih jagung seluas 98.000 hektar dan kedelai 70.000 hektar.

“Saya minta semua pihak, mulai dari kementerian sampai petani harua bekerja sama mewujudkannya,” kata Jokowi.

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke sejumlah tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Sabtu. Didampingi Ibu Negara Iriana, Presiden akan menemui para petani.

Adapun, kunjungan Jokowi ke Ngawi dalam rangka untuk membagikan alat pertanian berupa 852 unit traktor tangan, 377 unit pompa air, dan melihat pengerukan sedimentasi dam. Kegiatan tersebut guna mempercepat program swasembada pangan yang ditargetkan hingga tiga tahun ke depan.

Hadir juga dalam kegiatan tersebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim, Pangdam Brawijaya, pejabat Pemkab Ngawi, dan Forpimda kabupaten/kota sekitar Ngawi.

Sebelumnya, tak lama setelah dilantik sebagai presiden, Jokowi pernah berdialog melalui teleconference dengan para petani Badung, Bali, di Istana Negara. Saat berbincang dengan para petani, Jokowi mengatakan akan mengusahakan swasembada untuk tiga komoditas pangan pokok, yakni beras, gula, dan jagung.

Mantan menteri pertanian Suswono mengakui, selama lima tahun menjabat ia gagal mewujudkan swasembada kedelai dan gula. Ia mengatakan, peningkatan produksi kedelai dan gula dalam negeri terganjal masalah lahan dan ketidakpastian harga.

Suswono mengakui di masa kepemimpinannya Kementan belum mampu menyediakan tambahan lahan sebesar 500 ribu hektare untuk menggenjot produksi kedelai. Tak hanya kedelai, target swasembada gula pun gagal diraih.

Suswono menambahkan, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan ekstensifikasi lahan tebu seluas 350 ribu hektare. Akan tetapi pada kenyataannya target itu gagal direalisasikan.

Oleh karenanya, ia berharap pada masa kepemimpinan selanjutnya Kementan bisa berswasembada gula dan kedelai. Apalagi, Kementrian Perdagangan telah mematok harga pembelian kedelai oleh Bulog sebesar Rp 7.600 per kilogram.

“Sekarang dengan adanya harga patokan petani diharapkan tertarik menanam kembali karena kita pernah sukses di angka 1,5 juta hektare,” katanya.

Suswono menegaskan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir pihaknya mampu menggenjot produktivitas tanaman pangan, utamanya beras. Pada 2010 produktivitas gabah kering giling (GKG) sebesar 64 juta ton. Sedangkan pada 2013 produktivitasnya naik mencapai 71,28 ton GKG.

“Jagung dan daging sapi juga ada peningkatan produksi sekitar tujuh persen per tahun,” katanya. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.