Home / Politik / Pilihan Istilah “Kabinet Kerja” Jokowi

Pilihan Istilah “Kabinet Kerja” Jokowi

bidik.co — Presiden Joko Widodo alis Jokowi sudah mengumumkan susunan Kabinet Kerja periode 2014-2019. Pengumuman menteri dilakukan di komplek Istana Merdeka.

Presiden Jokowi memberi nama kabinetnya sebagai “Kabinet Kerja”, bukan “Kabinet Trisakti” seperti yang sempat tersebar sebelumnya.

Makna nama Kabinet Kerja, menurut Jokowi, adalah para pembantunya bekerja untuk kepentingan rakyat.

“Yang paling penting filosofinya implementasi trisakti untuk memberikan kesan bahwa kabinet harus bekerja,” kata Jokowi di Istana, Jakarta, Minggu (26/10/2014).

Terhadap pertanyaan mengapa Kabinet Kerja? Mengapa bukan Kabinet Trisakti, toh selama masa kampanye ada kesan kuat Presiden Joko Widodo menjadikan Trisakti sebagai merek dagang.

Soal nama yang digunakan Jokowi untuk kabinet berisi 34 menteri yang diumumkan di Istana Negara, Minggu (26/10/2014) kemarin petang, masih jadi pembicaraan banyak kalangan.

Sejarawan dan indonesianis dari Australia, Max Lane, di laman Facebook-nya pun menyinggung kabinet Jokowi dan ajaran Trisakti.

Tidak secara tegas dia merujuk pada kabinet Jokowi-JK, namun dapat disimpulkan, tulisan singkat penulis buku Unfinished Nation itu hendak memberikan penjelasan mengapa kabinet Jokowi tidak bernama Kabinet Trisakti, dan mengapa komposisinya seperti yang sudah sama diketahui.

“Kubu politik yang didominasi oleh lima partai tertentu dan yang memiliki visi me-manage kapitalisme di Indonesia secara lebih “professional” ya akan memilih pendukung kapitalisme dari kaum manager (swasta dan kampus) dan orang partai pendukungnya sebagai tim kerjanya,” tulis Max Lane.

Sehingga bagi dirinya, “Tidak ada yang mengagetkan,” dan “Memang seperti itu visi dan misinya.”

Lalu bagaimana dengan Trisakti?

Tulis Max Lane lagi, “Trisakti dulu bagian dari perspektif untuk menuju sosialisme, dengan menolak konsep membangun Indonesia melalui jalur kapitalisme.”

Dan karenanya, “Trisakti dan pembangunan jalur kapitalisme adalah bertolak belakang.”

Sementara itu dalam kicauan di twitternya, Adityawarman @aditnamasaya menjelaskan bahwa terminologi kerja di era milenium itu bukan lagi melakukan sesuatu, namun menghasilkan sesuatu.

“Jadi kalo bicara kerja, itu bicara target dan hasil, bukan bicara absensi. Jadi jika Jokowi – JK menamakan kabinet-nya dgn Kabinet Kerja, berarti Jokowi – JK menginginkan kabinet-nya menghasilkan sesuatu utk bangsa,” kicaunya.

Selanjutnya Aditya menjelaskan, kabinet Jokowi bukan hanya melakukan sesuatu tanpa ada target dan hasil yang hanya akan menghabiskan anggaran negara.

“Sebab jika tidak, kabinet kerja hanya akan menjadi slogan tanpa makna. Bahasa kasar-nya slogan pencitraan. Sama seperti dress kode putih2 yg mereka tetapkan pada acara pengumuman nama menteri yg lebih terlihat sbg simbol pencitraan belaka,” tandasnya. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.