Bidik.co — Stunting merupakan masalah global yang serius. Saat ini diperkiraan telah terjadi pada lebih dari 160 juta anak usia balita di seluruh dunia, dan jika tidak ditangani dengan baik, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada penambahan 127 juta anak stunting di dunia.
Masalah stunting juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), walaupun berhasil turun sekitar 2,8 persen dibandingkan tahun 2021, prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2022 masih berada di angka 21,6 persen.
Angka ini masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. Prevalensi stunting merupakan masalah besar karena menjadi ancaman terhadap kesejahteraan dan ketahanan nasional jangka panjang.
Untuk mencegah stunting pada anak, peran ASI eksklusif yang diberikan ibu terhadap bayinya sangat penting, yang mampu meningkatkan ketahanan tubuh bayi sehingga mampu mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi.
“Selain pemenuhan protein hewani untuk mencegah stunting, ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu mempunyai peranan penting, yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi. ASI eksklusif diberikan kepada bayi hingga berusia 6 bulan,” tutur Anggota DPR RI Komisi IX yang membidangi kesehatan, Sri Meliyana dalam Sosialisasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja, di Kabupaten Muara Enim, Rabu (31/1/2024).
Selain memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan, politisi Partai Gerindra ini juga mengingatkan agar selalu dilakuan pemantauan terhadap perkembangan anak yang mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Meliputi perubahan fisik, bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi pada anak sejak lahir hingga awal masa dewasa.
“Perkembangan si kecil perlu selalu dipantau. Baik perubahan fisik, bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi pada anak sejak lahir hingga awal masa dewasa. Dan perlu membawa ke posyandu secara berkala,” pinta Sri Meliyana.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Tim Ekonomi & Berlansia BKKBN Sumsel, Lausa Isaberna itu, Sri Meliyana juga mengingatkan pentingnya mengkonsumsi secara rutin Tablet Tambah Darah (TTD) dan memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan.
“Juga perlu diingat, pentingnya mengkonsumsi secara rutin Tablet Tambah Darah (TTD) dan memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan,” tutur Sri Meliyana mengingatkan.
Selanjutnya Sri Meliyana mengatakan, dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak di atas, diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.
Selai itu, perlu tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan. (is/na)