bidik.co — Korban tewas akibat cuaca panas di India terus merangkak naik dan kini telah mencapai angka lebih dari 2.000 orang. Korban tewas kebanyakan adalah warga miskin atau tunawisma yang sedikit mendapat perlindungan dari panas.
Diberitakan Channel NewsAsia, EM-DAT, badan statistik bencana India Sabtu kemarin mengatakan bahwa korban tewas telah mencapai 2.005 orang. Ini adalah jumlah korban tewas akibat panas terbesar kedua di India setelah bencana serupa tahun 1998 memakan korban jiwa hingga 2.541 orang.
Korban terbanyak dalam gelombang panas tahun ini jatuh di negara bagian Andhra Pradesh dan Telangana, mencapai 1.979 orang. Sebanyak 17 orang meninggal di Orissa, India timur, sementara sembilan orang tewas di berbagai tempat lainnya di India.
Kemarin, Sabtu (30/5/2015) suhu udara di negara itu mencapai 45 derajat Celcius. Badan prakiraan cuaca India memperkirakan suhu panas masih akan terjadi dalam sepekan ke depan.
Korban terbanyak adalah warga miskin, tunawisma dan pekerja konstruksi yang mengalami dehidrasi. Hujan diperkirakan akan turun di Kerala pekan ini, namun wilayah lainnya di India masih harus menunggu beberapa pekan sampai musim penghujan tiba.
Pejabat di Andhra Pradesh dan Telangana melakukan kampanye dan penyuluhan terhadap para warga untuk menghindari panas. Di Telangana, pemerintah daerah mengeluarkan pamflet mengimbau warga menghindari aktivitas luar ruangan dan minum banyak air.
Menurut ilmuwan, meroketnya suhu di India tidak terjadi tiba-tiba, karena sudah ada tanda-tanda sebelumnya.
Para ilmuwan di Departemen Meteorologi India memperingatkan bahwa ternyata suhu tinggi tersebut sudah lebih panas dalam dua dekade terakhir, dan gelombang panas akan terjadi lebih intens, memiliki jangka waktu yang lebih lama dan frekuensi yang lebih besar. Sehingga bukan tidak mungkin akan banyak kematian terjadi.
Seperti diketahui cuaca panas yang merenggut korban jiwa ini sebagian besar disebabkan oleh heatstroke dan dehidrasi ekstrim. Dokter menunjukkan bahwa paparan lama untuk panas ekstrim meningkatkan suhu tubuh yang menyebabkan over-heating sel protein individu dan kemudian berdampak negatif pada otak individu.
Kota yang terkena dampak terburuk adalah Telangana dan Andhra Pradesh. Suhu yang tercatat di Telangana mencapai 48 derajat Celcius, sementara kota Allahabad terletak di persimpangan sungai Ganga dan Yamuna mencapai 47,7 derajat Celcius.
Para peneliti mengatakan suhu telah meningkat dalam kisaran 0,8-1 derajat Celcius dengan peningkatan jumlah hari yang panas di India.
Mereka juga percaya bahwa salah satu alasan utama datangnya gelombang panas ini adalah terjadinya El Nino yang terjadi di pantai Pasifik Amerika Selatan yang melewati India. Anginl El Nino datang dengan kondisi kurang hujan dan sesuai suhu yang lebih tinggi. Demikian yang dikutip dari Mail Online, Kamis (28/5/2015).
Pandangan ini sejalan dengan temuan dari laporan penilaian kelima dari Panel PBB tentang Perubahan Iklim. Laporan terbaru ini telah memperingatkan bahwa tiga dekade terakhir Bumi mengalami suhu terpanas sejak para ilmuwan mulai menyimpan catatan sejak tahun 1850.
Alasan suhu meningkat terutama karena konsentrasi karbon dioksida telah meningkat 40 persen sejak masa pra-industri. Hasilnya adalah bahwa kedua atmosfer dan lautan akan naik.
Mencairnya es di kutub dan meningkatkan deforestasi juga siklus dampak cuaca buruk.
Laporan itu menyatakan bahwa jumlah total karbon yang dipancarkan oleh manusia tidak boleh melebihi 800 gigaton, tetapi pada tahun 2011, 531 gigaton sudah dipancarkan.
Efek dari overdosis ini adalah untuk semua orang untuk pemanasan tanpa henti dari atmosfer dengan permukaan air laut semakin membanjiri dataran pantai. (*)