Judul : Focus – Pendorong Kesempurnaan Yang Tersembunyi
Penulis : Daniel Goleman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Februari – 2015
Halaman : 350
bidik.co — Apakah Anda pecandu internet? Kapan pun dan ke mana pun Anda berada, Anda selalu sibuk dengan gadget Anda. Dari mulai membaca berita online, ber-chatting dengan teman, mengirim dan membaca email, hingga hanya menulis status di media sosial.
Apakah Anda memberikan atensi? Apakah Anda benar-benar berfokus pada tulisan yang sedang Anda baca ini? Ataukah Anda sudah mengalihkan perhatian dengan mengecek arloji, e-mail, SMS, Facebook, Twitter, dan sebagainya? Masih menahan dorongan untuk membiarkan pikiran Anda mengembara?
Itu wajar, karena pikiran seorang pembaca biasanya mengembara sebanyak 40% dari total waktu saat dia membaca teks. Namun, apa manfaat dari memberikan atensi untuk jangka waktu lama?
Di kantor, sewaktu bosan dengan tugas, Anda mengecek status, adakah yang memberi komentar atau sekadar memberi like. Selain itu, Anda juga merasa perlu berselancar di internet untuk menemukan informasi yang bermanfaat untuk Anda.
Sayangnya, aktivitas berselancar ini seringkali tidak membuahkan hasil. Niatnya, Anda mencari informasi yang bermanfaat bagi Anda, tetapi Anda justru kebingungan dengan banyaknya informasi yang ditawarkan. Dan, saking bingungnya, Anda bukannya dapat menyimpannya dalam memori Anda, tetapi justru pusing sendiri.
Dalam istilah psikologi, keadaan itu disebut infomation overload alias kelebihan informasi. Akibat information overload adalah orang yang bersangkutan bingung menyikapi informasi-informasi itu. Ia bingung mana yang harus ia percaya dan mana yang harus ia abaikan. Ia tidak mampu memilah-milah mana yang penting untuknya dan mana yang tidak penting. Ia bingung menentukan prioritas. Ini dikarenakan, ia menganggap bahwa semua informasi itu penting bagi pengetahuannya.
Nah, tanda-tanda information overload dapat Anda saksikan ketika waktu yang Anda habiskan untuk mengumpulkan infomasi jauh lebih banyak dibanding waktu yang Anda habiskan untuk mempelajari atau membaca informasi-informasi tersebut.
Sebagai contoh, ketika membuka internet, awalnya, Anda hanya ingin mengetahui manfaat belajar bagi orang dewasa. Tetapi, karena ingin mendapatkan informasi yang valid, yang ilmiah terkait manfaat belajar, Anda pun lantas membuka beberapa jendela web dan mengumpulkan informasi yang Anda rasa penting terkait hal itu sebanyak-banyaknya.
Karena hal itu, Anda hanya menghabiskan waktu untuk mengumpulkan informasi dan lupa untuk membacanya satu-persatu. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Kecenderungan di atas (information overload) berkaitan erat dengan konsentrasi dan fokus. Saat information overload menjangkiti Anda, Anda tidak bisa berfokus pada satu informasi. Otak Anda tergoda oleh berbagai macam informasi sedemikian sehingga Anda tidak dapat berfokus pada satu hal. Anda mirip penderita ADHD alias hiperkativitas. Anda baca satu informasi. Tetapi, belum selesai membacanya, Anda pindah ke jendela web lain. Demikian seterusnya hingga tak ada informasi untuh yang Anda dapatkan.
Oleh karena itu, cara mengatasi information overload yaitu dengan melatih konsentrasi. Tujuan dari melatih konsentrasi yaitu agar Anda dapat berkonsentrasi dengan mudah saat dihadapkan pada gempuran stimulus luar yang menggoda Anda.
Buku “Focus – The Hidden Driver of Excellence” karya terbaru dari Daniel Goleman, seorang psikolog yang terkenal dengan bukunya berjudul ”Emotional Intelligence”, memberikan banyak hal baru. Buku tersebut menegaskan salah satu faktor utama kesuksesan di segala bidang kehidupan kita adalah kemampuan kita untuk berfokus.
Goleman menunjukkan betapa fokus adalah kunci kesuksesan di hampir segala bidang. Hanya dengan fokus orang mampu mencapai level tinggi dalam berbagai bidang. Namun di tengah godaan digital yang kian menguat, fokus menjadi hal yang tak mudah bagi banyak orang.
Nah, bagaimana fokus menentukan kesuksesan di banyak hal serta bagaimana kita bisa meraihnya di tengah era kecanduan digital yang mengemuka. Niscaya Anda akan berterima kasih dengan apa yang dipaparkan Goleman.
Selanjutnya Goleman menjelaskan, fokus menjadi sangat penting dalam kehidupan pribadi dan profesional kita di jaman sekarang ini. Begitu banyak hal yang bisa megganggu atensi kita terhadap hal-hal yang menjadi prioritas, sehingga kesadaran tentang fokus menjadi patut untuk diperhatikan. Fokus sangat utama dalam apa pun yang kita lakukan. Semakin baik kita memusatkan perhatian kita pada suatu hal, semakin baik hasil yang kita dapatkan. Hal ini pun berlaku dalam bidang kepemimpinan.
Lebih jauh lagi, Daniel memperkenalkan tiga jenis fokus. Tipe fokus yang pertama adalah inner focus, yaitu kesadaran diri dan manajemen diri, misalnya seberapa besar kita mampu menyelaraskan dengan nilai-nilai diri kita, atau seberapa jauh kita bisa mengenal kekuatan dan batasan diri kita.
Dengan adanya inner focus yang baik, kita jadi memiliki rasa percaya diri yang realistis dan kita juga mampu mengatasi emosi-emosi negatif, sehingga mereka tidak mengganggu dalam menjalankan fungsi kita sebagai seorang pemimpin. Kita bisa memastikan agar emosi positif kita tetap memotivasi kita dalam mengejar sasaran dan impian kita, dan juga pulih dari bermacam kegagalan. Bila kita selaras dengan nilai-nilai diri, kita akan mudah menentukan prioritas dan mengambil keputusan dengan penuh keyakinan kapan pun kita membutuhkannya.
Sementara other focus merupakan tipe fokus kedua, yang menjabarkan seberapa baik kita bisa selaras dengan orang lain. Empati kita memungkinkan kita memahami bagaimana orang mempersepsikan suatu kejadian, memahami perasaan mereka, sehingga kita sebagai seorang pemimpin bisa paham juga apa yang kita perlu lakukan untuk membantu mereka mencapai yang terbaik dari diri mereka.
Kita bisa menselaraskan apa yang menurut team kita penting terhadap apa yang perusahaan atau bisnis utamakan. Kita bisa menggerakan team kita dengan lebih baik karena kita paham apa yang menjadi motivation driver team kita.
Selain kedua tipe fokus di atas, ada yang namanya outer focus. Tipe fokus ini berkaitan dengan seberapa baik kita dapat merasakan sistem yang lebih besar dari diri kita dan bisnis kita, apa pun yang menjadi bagian dari dunia dimana kita berada. Contohnya adalah dinamika organisasi, misal opini siapa yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan.
Contoh lainnya adalah bagaimana kekuatan ekonomi atau teknologi baru dapat memutarbalikkan kondisi pasar dan isu-isu lingkungan yang mempengaruhi bagaimana proses-proses yang bisnis kita lakukan harus menghasilkan emisi berkadar karbon rendah, dan lain-lain. Dengan adanya outer focus, kita sebagai seorang pemimpin mampu memformulasikan berbagai strategi bisnis yang dapat mengantisipasi dan memenangkan apa pun yang akan terjadi di luar sana, dan sebagainya.
Pada akhirnya menurut Daniel, kita dapat melatih fokus kita. Konsentrasi seperti halnya otot tubuh kita. Ada berbagai tipe olah raga pikiran yang akan memperbaiki daya fokus kita.
Dengan membaca buku ini, kita akan menilai bahwa Daniel Goleman memahami orang. Dia memberikan perhatian serius pada dasar ilmiah dari mengapa kita adalah apa adanya diri kita. Selamat menikmati dan berjuang mengatasi kesulitan untuk fokus. (Agus Ismanto)