Home / Kesehatan / Sri Meliyana: Selamatkan Anak Bangsa, Edukasi Stunting Terhadap Masyarakat

Sri Meliyana: Selamatkan Anak Bangsa, Edukasi Stunting Terhadap Masyarakat

Bidik.co — Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi pada 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar jika dibandingkan dengan usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Namun, sejumlah tantangan masih harus dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan generasi muda yang berkualitas, karena belum maksimalnya penerapan sistem pendidikan nasional dan belum meratanya layanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk masalah kesehatan, stunting salah satunya.

Menurut Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Sri Meliyana mengatakan, untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari gizi buruk, perlu adanya edukasi mengenai stunting terhadap masyarakat.

“Untu mewujudkan keluarga berkualitas perlu dilakukan pencegahan dan penurunan stunting. Sosialisasi ini penting agar dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas. Kegiatan edukasi stunting penting diketahui masyarakat. Stunting merupakan program nasional untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari gizi buruk,” tutur Sri Meliyanan dalam Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana, di Kelurahan RD PJKA, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Ahad (28/1/2024).

Selanjutnya politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, ada poin 4T yang perlu dipahami di antaranya, T pertama, hindari Terlalu Muda. Sebab Ibu yang hamil pertama di usia kurang dari 21 tahun, secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal.

“Tunggu sampai usia matang, organ reproduksi di bawah 21 tahun belum siap sehingga prevalensi terkena kanker serviks lebih besar,” tutur Sri Meliyana.

Sedangkan T yang kedua adalah Terlalu Tua. Hamil di usia tua, yaitu di atas usia 35 tahun cenderung lebih berisiko pada wanita. Hamil di usia tua bisa memicu terjadinya beberapa gangguan seperti diabetes gestasional dan preeklamsia.

“Kemudian kedua, Terlalu Tua. Misalnya ibu hamil pertama pada usia lebih 35 Tahun beresiko. Hal itu bisa memicu terjadinya beberapa gangguan seperti diabetes gestasional dan preeklamsia,” jelasnya.

Sementara T yang ketiga, Terlalu Dekat, adalah jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari dua tahun yang dapat menghambat proses persalinan seperti gangguan kekuatan kontraksi, kelainan letak dan posisi janin.

“Sebaiknya kehamilan diatur jaraknya, jangan terlalu dekat atau dengan jarak 2 tahun, karena peluang terjadinya stunting itu besar, sebab darah belum pulih, tapi sudah harus melahirkan lagi, akhirnya bayi bisa stunting,” terang putri asli Lahat ini.

“Dan T keempat, Terlalu Banyak Anak, misalnya ibu pernah hamil dan melahirkan lebih dari dua kali, sehingga dapat menghambat proses persalinan, seperti gangguan kontraksi, kelainan letak dan posisi janin, serta perdarahan pasca persalinan,” tandas Sri Meliyana.

Sementara itu di tingkat lokal Sumatera Selatan, Sri Meliyana merasa optimistik bahwa stunting di Sumatera Selata secara kuantitatif dan kualitatif menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena adanya pencapaian penurunan angka stunting tertinggi se-Indonesia.

“Saat ini, angka stunting di Sumsel berada di angka 18,6% atau turun 6,2% dibanding tahun 2021 dengan angka 24,8%. Angka ini menjadi penurunan tertinggi di Indonesia,” tutur Sri Meliyana.

Dan dirinya berharap angka stunting di Sumsel dapat ditekan lagi. “Angka stunting masih di angka 18,6 persen dari penurunan sebelumnya. Kita ingin angka stunting bisa ditekan lagi dan menurun lebih banyak lagi,” harapnya. (is/na)

Komentar

Komentar

Check Also

Banyak Manfaat Biji Pepaya, Tapi Tak Boleh Berlebihan

Bidik.co — Viral Video Dahlan Iskan,  Mantan Menteri BUMN menikmati buah pepaya bersama bijinya.  Dahlan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.