Home / Ekobis / Lewat Inkubasi Bisnis, Wanita Islam Akan Bangkitkan Ekonomi Daerah

Lewat Inkubasi Bisnis, Wanita Islam Akan Bangkitkan Ekonomi Daerah

Bidik.co — Organisasi Wanita Islam (WI) akan terlibat aktif dalam mendorong partisipasi perempuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat dengan cara menjadi inkubator bisnis di daerah. Dengan begitu akan mampu membangkitkan ekonomi daerah.

“Kami dari bidang ekonomi Wanita Islam (WI) akan mengkonsultasikan dan mengkoordinasikan, sehingga bidang ekonomi akan eksis menjadi ingkubator bisnis di tiap-tiap daerah atau wilayah, sehingga akan mampu membangkitkan ekonomi daerah,” tutur Ketua Bidang Ekonomi WI, Husna, dalam rapat koordinasi Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Wanita Islam (PPWI) dengan Pimpinan Wilayah Wanita Islam (PWWI), secara daring, Rabu 31 Agustus 2022.

Menurut Husna, inkubasi bisnis yang dilakukan oleh WI di daerah merupakan proses pembinaan bagi usaha kecil atau pengembangan produk baru, yang dilakukan oleh inkubator bisnis dalam hal penyediaan sarana dan prasarana usaha, pengembangan usaha dan dukungan manajemen serta teknologi.

Ketua Bidang Ekonomi WI ini menyampaikannya berdasarkan persoalan usaha yang ada di lapangan, tidak hanya masalah modal, tetapi juga ketidakmampuan dalam menembus pasar dan perizinan.

“Ada beberapa faktor yang sulit berkembang di bidang UMKM, dari beberapa persoalan UMKM tidak hanya persoalan modal. Ada beberapa usaha yang punya prodak tapi tidak punya pasar, akhirnya untuk berproduksi ini melemah. Ada prodak terkendala izin, akhirnya tidak bisa dijual di pasar karena terkait dengan perizinan, contohnya izin edar, halal, dll.,” tandas Husna.

Dengan begitu, tambah Husna, masyarakat luas yang mempunyai bisnis di level UMKM yang mempunyai masalah-masalah perizinan, permodalan, pelabelan, memungkikan WI menjadi pusat konsultasi bagi mereka.

“Karena itu dalam daftar isian, kami sertakan ada beberapa pertanyaan yang kami butuhkan untuk pemetaan, karena setiap daerah itu punya persoalan yang berbeda. Kami butuh database potensi-potensi lokal teman-teman WI daerah, yang ke depan akan menjadi prodak unggulan WI,” jelas Husna.

Selanjutnya Husna berharap, jika WI sudah memiliki database UMKM, memungkinan jika ada event tidak lagi mencari-cari. “Kalau kami sudah punya data UMKM, maka jika ada event kami tidak lagi mencari-cari data lagi. Kita mengupayakan sumberdaya teman-teman yang ada di WI ini. Dari segi ekonomi ini akan menunjang kegiatan kita dalam berorganisasi. Kami sudah melakukan pemetaan dari hasil yang kami dapat dari google form kemarin,” tandas Husna.

Sementara itu Sekretaris Bidang Ekonomi WI, Herninta Defayanti memaparkan bahwa wilayah-wilayah telah memberikan masukan yang berarti bagi pengurus pusat untuk merumuskan program yang tepat untuk dijalankan.

Alhamdulilah sudah masuk 29 wilayah yang telah mengisi google form yang telah kami bagikan. Sebagian besar sesuai harapan kami di bidang ekonomi, karena dapat menjadi masukan, menjadi pijakan untuk kami  membuat program kerja. Mudah-mudahan tidak hanya dirasakan oleh pengurus pusat, tetapi juga dirasakan di seluruh Indonesia,” tutur Defa.

Defa menjelaskan bahwa form yang telah dibagikan kepada 31 pengurus wilayah, 29 pengurus wilayah telah mengisinya. Dari isian tersebut, 90% anggota WI memiliki usaha UMKM, yang berarti ibu-ibu anggota WI menjadi salah satu penyokong perekonomian bangsa Indonesia.

“Kami akan memberikan hasil form yang kami bagikan, inilah hasil dari 31 wilayah yang memberikan respon, 90% anggota WI memiliki usaha UMKM, artinya ibu-ibu anggota WI salah satu penyokong perekonomian bangsa Indonesia.  Perekonomian Indonesia itu 87% disokong dari keberadaan UMKM, sehingga UMKM ini menjadi salah satu program unggulan pemerintah saat ini,” jelas Defa.

Terkait database di WI wilayah,  63% nya belum memiliki, sedangkan 36% nya sudah memiliki sehingga sudah bisa dilakukan pemetaan. “Sehingga berdasarkan wilayah yang sudah memiliki database, pengurus bidang ekonomi sudah mulai dapat memetakan potensi-potensi masing-masing wilayah,” jelasnya.

Untuk usaha yang dimiliki anggota WI,  lanjut Defa, terkait dengan kuliner, fashion, rumah makan, resto atau katering. “Untuk penyelenggaraan pelatihan bisnis bagi pengembangan anggota WI, 76% sudah pernah melakukan dan 23% belum pernah melakukan,” tutur Defa. Tentu saja, tambah Defa, nantinya akan dilakukan evaluasi, belum pernah dilakukan pelatihan tersebut apakah karena bidang ekonomi belum berjalan atau memang belum ada kerja sama terkait dengan program pengembangan UMKM di wilayah masing-masing.

Sedangkan kerja sama yang dilakukan oleh WI dengan pemerintah, Defa memaparkan bahwa 56% belum pernah melakukan kerja sama,  40% pernah melakukan kerja sama, sedangkan 10 % melakukan kerja sama tetapi dilakukan secara pribadi. “Karena itu, nantinya WI akan melakukan kerja sama dengan pemerintah sampai ke wilayah-wilayah dan daerah-daerah pada pengurus WI setempat,” jelasnya.

Untuk program yang diusulkan dengan Pimpinan Pusat Wanita Islam (PPWI), 44,8% terkait dengan pelatihan dan akreditasi pelaku UMKM, 30% akses permodalan, 13% akses dengan dunia perbankan dan lembaga keuangan, akses perizinan yang salah satunya dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), izin edar, dan halal.

“Untuk akses kerja sama dengan lembaga keuangan atau perbankan, 93% belum pernah melakukannya. Lembaga keuangan yang dimaksud, bukan hanya perbankan, misalnya BMT, koperasi syariah, dsb. Mudah-mudahan bisa digawangi oleh bidang ekonomi PPWI untuk bekerja sama dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang mendukung pengembangan UMKM,” pungkasnya.

Sebelumnya dalam sambutan Ketua Umum PPWI, Marfua Mustofa menyampaikan bahwa pada tanggal 12-13 Agustus yang lalu WI dan Bunda Wakaf telah mengadakan event tahunan, Women And Sharia Community yang  bertepatan dengan hari UMKM, bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI). “Event itu akan dilaksanakan setiap tahun dimulai dari bulan April. BI mengharapkan setiap UMKM perfect dan mempunyai perizinan,” tutur Marfuah.

Selanjutnya Ketum PPWI ini menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dikemas oleh bidang ekonomi untuk mengeratkan program-program selanjutnya. “Kami akan serius menggarap bidang ekonomi dan bekerja sama dengan Bunda Wakaf untuk permodalan dan akan bekerja sama dengan Jakpreneur yang ditawarkan oleh Bapak Gubernur DKI. PPWI akan membantu perizinan Nomor Induk Berusaha (NIB), halal, dan akan membuat pendampingan halal. Membuat grup khusus bidang ekonomi untuk komunikasi lebih serius,” pungkas Marfuah.

Dalam rapat koordinasi bidang ekonomi tersebut, juga mendengarkan masukan-masukan dari PWWI yang terkait dengan perkembangan di wilayah. (is)

Komentar

Komentar

Check Also

Ilham Habibie: Dalam Kampus Merdeka, Mahasiswa Mampu Berdayakan Masyarakat

bidik.co — Kebijakan Merdeka Belajar Mas Menteri Nadiem Makariem yang memberi kebebasan pada mahasiswa untuk  …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.