Home / Olahraga / Tim Transisi: Kasus FIFA Sama Seperti PSSI

Tim Transisi: Kasus FIFA Sama Seperti PSSI

bidik.co — Tim Transisi menilai ada kesamaan dalam kasus FIFA dengan apa yang terjadi di PSSI. Yang jadi sorotan utama adalah tidak adanya transparansi dari kedua organisasi tersebut.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, sembilan pejabat FIFA ditangkap kepolisian Swiss atas dugaan kasus korupsi, penggelapan dana, dan pencucian uang. Penangkapan tersebut dilakukan sehari menjelang Kongres FIFA, di Zurich, Swiss pada Jumat (29/5/2015).

Anggota tim transisi Zuhairi Misrawi, menilai kasus yang dialami oleh FIFA punya kemiripan dengan PSSI. Salah satu dasarnya adalah tidak adanya transparansi hingga akhirnya bisa disalahkangunakan oleh pihak tertentu.

“Fokus korupsi yang ada di FIFA sama seperti di Indonesia (PSSI). Semua tidak tahu, hak sponsor, pendapatan hak siar digunakan oleh mereka untuk apa. Itu punya kemiripan dengan Indonesia. Kata kuncinya tidak ada kata transparansi, soal hak siar, sponsor,” tutur Zuhairi kepada wartawan.

Salah satu bukti tidak transparannya PSSI adalah keenganan mereka mematuhi keputusan dari KIP (Komite Informasi Pusat) yang menyatakan bahwa PSSI adalah badan publik dan harus membuka kondisi keuangannya, mulai dari hak siar timnas U-19, hingga dana sponsor. Tuntutan transparansi tersebut diajukan oleh suporter FDSI (Forum Diskusi Suporter Indonesia).

Akan tetapi, federasi sepakbola Indonesia itu menolak untuk terbuka dan menegaskan mereka bukan badan publik. PSSI pun akhirnya memilih mengajukan banding ke MA (Mahkamah Agung).

Sebelumnya Presiden FIFA Sepp Blatter mengaku bakal mendukung penuh langkah otoritas hukum Amerika Serikat (AS) mengusut tuntas kasus dugaan korupsi dan suap dalam proses pemenangan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Pernyataan itu diungkapkan Blatter setelah kepolisian Swiss menangkap sembilan tokoh sepak bola dunia, dan tujuh di antaranya adalah petinggi FIFA, di Zurich, Rabu (27/5/2015). Selain itu, polisi juga menangkap empat eksekutif di bidang pemasaran, serta calo pembayaran ilegal.

Federal Office of Justice (FOJ) Swiss menjelaskan, penangkapan itu dilakukan berdasarkan permintaan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) terhadap kasus korupsi dan suap sejak 1990-an hingga saat ini. Oleh karena itu, menurut FOJ, ke-14 orang yang diduga terlibat tersebut bakal diekstradisi ke AS karena kasusnya bakal dilimpahkan ke Kejaksaan New York.

“Ini adalah waktu yang sulit buat sepak bola, fans, dan untuk FIFA selaku organisasi. Kami mengerti kekecewaan yang telah diekspresikan banyak orang, dan saya tahu kejadian ini akan memberikan dampak pada cara pandang masyarakat terhadap kami,” ujar Blatter seperti dilansir dalam situs resmi FIFA.

“Kejadian ini sangat disayangkan. Harus dijelaskan bahwa kami menerima tindakan dan investigasi seperti ini oleh otoritas Amerika Serikat dan Swiss. Hal ini pasti akan membantu FIFA mengeluarkan akar permasalahan dari berbagai tindakan yang salah di dalam dunia sepak bola.”

“Saat ada beberapa orang yang frustrasi dengan perubahan, kami tegaskan bahwa aksi seperti ini harus terus dilakukan dan akan dilakukan secara berkelanjutan. Faktanya, aksi dari pihak berwajib di Swiss hari ini juga didukung oleh data yang kami berikan kepada mereka pada tahun lalu.”

“Segala macam tindakan yang salah tidak akan memiliki tempat dalam dunia sepak bola, dan kami akan pastikan kalau semua orang yang terlibat akan dikeluarkan dari pertandingan. Menyangkut kejadian hari ini, Komite Etik Independen, yang juga sedang memeriksa tuduhan korupsi pada pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Piala Dunia 2022, akan mengambil tindakan tegas untuk memberikan sanksi individual tersebut dari segala aktivitas berbau sepak bola, baik di level nasional maupun internasional.”

“Tindakan seperti ini merupakan langkah sama yang FIFA berikan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengeluarkan siapa pun anggota yang melanggar Kode Etik. Kami akan terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk mencabut semua akar yang menyimpang dari FIFA, untuk mendapatkan kembali kepercayaan Anda dan memastikan bahwa sepak bola dunia bebas dari tindakan menyimpang,” tutur Blatter.

Operasi penangkapan dilakukan saat para eksekutif FIFA sedang berkumpul di Zurich untuk melaksanakan kongres yang bakal mengagendakan pemilihan presiden FIFA periode 2015-2019 pada Jumat (29/5/2015). Blatter rencananya akan mencalonkan diri untuk kali kelima. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Nitya/Greysia Juara Kedua Ganda Puteri Indonesia Open

bidik.co – Indonesia gagal meraih gelar di BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015. Satu-satunya wakil …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.