Home / Politik / Ahok Lebih Sreg Pilih Nachrowi Ketimbang Taufik dan Sanusi

Ahok Lebih Sreg Pilih Nachrowi Ketimbang Taufik dan Sanusi

bidik.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku lebih sreg memilih Ketua DPD Demokrat DKI Nachrowi Ramli sebagai pendampingnya daripada M. Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI dan Sanusi anggota DPRD DKI.

Terlebih lagi, saat ini Basuki telah resmi mengundurkan diri dari Partai Gerindra. Dengan demikian, dua partai pengusung Jokowi-Basuki pada pilkada, PDI-P dan Gerindra, sama-sama memiliki peluang besar merebut kursi wagub DKI.

“Daripada (Gerindra mengajukan) Pak Taufik (M Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI) dan Pak Sanusi (anggota DPRD DKI), lebih baik Pak Nachrowi. Dia (Nachrowi) kan juga ingin jadi wagub,” kata Basuki dalam Lebaran Betawi di Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).

Dia menambahkan, tokoh-tokoh Betawi pun telah bersepakat mendukung Nachrowi menjadi wagub DKI. Sebelumnya, Nachrowi juga mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI, dengan menjadi pasangan Fauzi Bowo pada Pilkada DKI 2012. Basuki mengaku menjalin hubungan baik dengan Fauzi dan Nachrowi.

Bahkan, setelah pengumuman hasil penghitungan cepat Pilkada 2012, Fauzi dan Nachrowi langsung menelepon Jokowi-Basuki dan menyampaikan ucapan selamat. Oleh karena itu, ia bakal mengusulkan Nachrowi Ramli sebagai calon wagub DKI dari Partai Gerindra.

Meskipun Nachrowi merupakan kader Partai Demokrat, hubungan antara Gerindra dan Demokrat terjalin baik dan termasuk dalam Koalisi Merah Putih. Sebab, PDI-P sudah bersepakat untuk mengusung Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin untuk menjadi pendamping Basuki dalam membangun Jakarta.

“Kalau saya disuruh pilih orang partai, ya Pak Nachrowi,” kata Basuki.

Selanjutnya Basuki menjelaskan, Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik berniat mengajukan Ketua DPD Demokrat DKI Nachrowi Ramli sebagai calon Wagub DKI mendampingi Basuki kelak jika menjadi Gubernur. Basuki mengaku, hal itu pernah disampaikan Taufik kepada Basuki, saat ia masih menjadi kader Partai Gerindra.

“Siapa tahu Gerindra mau mengusung Pak Nachrowi (jadi Wagub). Dulu Pak Taufik sempat bicara ke saya ingin mendukung Nachrowi (jadi cawagub DKI),” kata Basuki.

Hanya saja, Basuki tidak mengetahui apakah niat Taufik untuk mencalonkan Nachrowi sebagai calon Wagub DKI, masih ada. Terlebih, saat ini, dua nama calon kuat Wagub DKI yang bakal diusung Gerindra adalah Taufik dan adik kandungnya yang juga anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi.

Basuki menyerahkan keputusan calon Wagub DKI kepada dua partai pengusungnya di Pilkada DKI, PDI-Perjuangan dan Gerindra. Sementara PDI-P telah bersepakat untuk mengajukan Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin.

Lantas, apabila calon Wagub DKI yang diusulkan adalah Boy dan Nachrowi, apakah Basuki akan menyetujuinya? Basuki sebelumnya sempat mengancam tak akan meneken usulan calon Wagub DKI, jika PDI-P dan Gerindra masih terus berseteru.

“Semuanya tergantung voting anggota DPRD. Kalau usulan (cawagub) nya Pak Boy dan Pak Nachrowi ya saya (teken) ke DPRD, selanjutnya urusan (voting) DPRD,” kata Basuki.

Sekedar informasi, sebelumnya, mantan Wakil Gubernur DKI Edie Nalapraya menilai Nachrowi pantas mendampingi Basuki, jika kelak menjadi Gubernur DKI. Selain itu, Nachrowi juga dianggap sebagai jalan tengah perdebatan antara PDI-Perjuangan dan Gerindra tentang posisi Wagub.

Kata Edi, Nachrowi adalah orang yang gesit dan mampu mengimbangi kinerja Basuki. Nachrowi juga dianggap dekat dengan masyarakat. Nachrowi juga pernah menjadi mantan calon Wakil Gubernur mendampingi Fauzi Bowo dalam Pilkada DKI 2012 lalu.

Hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat saat acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa. “Haiya Ahok,” kata Nachrowi saat itu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Maka, Basuki menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.