depokklik.com — Shodaqoh mampu menyehatkan dan menyembuhkan dari segala penyakit yang kita alami. Penggunaan harta untuk kesenangan pribadi dapat mengakibatkan darah tinggi, sebaliknya bila digunakan untuk kemanfaatan, seperti infaq kepada orang lain, hasilnya ternyata darahnya turun.
“Hasilnya sangat mengejutkan bahwa penggunaan dana untuk kesenangan pribadi dapat mengakibatkan darah tinggi, hasilnya akan beda bila dimanfaatkan untuk kemanfaatan atau infaq kepada orang lain, hasilnya ternyata darahnya turun,” tutur dr. H. Destro mengutip hasil penelitian British University Amerika Serikat dalam Ceramah Tarawih di Masjid Baiturrahim, Perum Taman Cipayung, Kota Depok Selasa (22/5/2018).
Menurut dr. Destro, penelitian tersebut dilakukan terhadap beberapa responden secara acak dengan memberi dana untuk digunakan secara bebas.
Mengapa demikian, lanjut dr. Destro, karena dengan seseorang berinfaq maka akan menimbulkan kesenangan atau kebahagiaan, sehingga menyebabkan hormon naik, secara bathin menimbulkan kesenangan, kegembiraan, akhirnya dapat mengurangi bahkan menyembuhkan penyakit.
“Perasaan kegembiraan secara bathin inilah sebagai penyebab hormon naik, secara otomatis orang berinfaq, bershodoqoh akan sehat,” tuturnya menjelaskan.
Karena itu menurut dr. Destro, puasa yang begitu gencarnya dilaksanakan, harus diimbangi dengan infaq atau shodaqoh, jangan sampai infak atau shodaqoh kurang mendapat perhatian. Kurangnya infak atau shodaqoh ini, menurut dr. Destro, bisa jadi karena ada rasa kikir, bakhil, padahal perintah infak atau shodaqoh itu sama kedudukannya dengan perintah yang lain seperti sholat.
“Dalam QS. Al Baqorah, ayat 274, ditegaskan bahwa berinfaq atau bershodaqoh dapat dilakukan dengan terang-terangan, dengan maksud untuk siar agar orang lain termotivasi untuk berinfaq atau bershodaqoh. Namun demikian, juga bisa dilakukan dengan cara sembunyi sembunyi,” tuturnya.
Berdasar ayat tersebut, menurut dr. Destro, Bulan Ramadhan ini kesempatan yang amat baik untuk berinfaq atau bershodoqoh. Dan bisa menjadi pertanyaan bagi kita, sudah seberapa banyak bisa kita lakukan untuk dapat menggembirakan kepada orang lain, dalam bentuk infaq atau shodaqoh.
“Ada syaratnya bahwa dengan infaq atau shodaqoh bisa sehat, bisa menyembuhkan penyakit antara lain; niat, yakin, dan ikhlas,” terangnya.
Menurut dr. Destro, berinfaq atau bershodaqoh harus dilatih sejak kecil, maka peran orang tua untuk melatih anak-anaknya. Dalam akhir ceramah, dr. Destro mengajukan pertanyaan kepada jamaah sholat Tarawih, khususnya anak-anak yaitu apakah orang tua mereka memberikan uang untuk diifaqkan ke kotak infaq masjid?
“Apakah ada orang tua kalian kasih uang untuk dimasukkan di kotak amal, coba angkat tangan nanti saya kasih hadiah langsung hadiah uang, ternyata tidak ada satupun anak yang angkat tangan,” katanya.
Menurutnya, pemberian uang dari orang tua kepada anaknya untuk dimasukkan pada kotak amal, sebenarnya ini adalah proses pendidikan dari orang tua kepada anaknya untuk berlatih berinfak atau shodaqoh. (is/syur)