Home / Ekobis / Dualisme Klaim Pilpres Turut Benamkan Rupiah

Dualisme Klaim Pilpres Turut Benamkan Rupiah

bidik.co — Dualisme klaim kemenangan Pilpres dinilai turut membenamkan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir. Begitu juga dengan faktor The Fed dan jatuhnya pesawat MH17.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir melemah 79 poin (0,67%) ke posisi 11.706 per 18 Juli 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 11.627 pada 11 Juli.

Reza Priyambada, analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) mengatakan, laju nilai tukar rupiah melemah sepanjang pekan kemarin. “Jelang pidato Gubernur The Fed, laju dolar AS mengalami kenaikan di awal pekan dan membuat laju Yen harus tersungkur,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (20/7/2014).

Rupiah pun, lanjut dia, terpengaruh negatif dengan pelemahan Yen tersebut. “Di sisi lain, pelemahan Yen dipicu rapat Bank of Japan (BoJ) yang mengindikasikan masih akan berlangsungnya program stimulus,” ujarnya.

Dari dalam negeri, lanjut dia, belum adanya sentimen positif membuat pelaku pasar lebih memilih menjauhi pasar. “Apalagi masih adanya masalah dengan dualisme klaim kemenangan Pilpres yang membuat bertambahnya risiko ketidakpastian,” papar dia.

Laju rupiah, tutur dia, kian dijauhi pelaku pasar dan terus menunjukkan penurunan. “Masih adanya wait & see terhadap kondisi politik pasca Pilpres yang berujung pada adanya risiko ketidakpastian baru, membuat laju rupiah kian ditinggalkan,” ucapnya.

Apalagi, menurut Reza, setelah The Fed menyampaikan testimoninya bahwa akan tetap fokus menjaga ekonomi AS sehingga percepatan penarikan stimulus dapat sesegera mungkin dilakukan. “Dari dalam negeri, sepertinya pelaku pasar valas masih menunngu keputusan final akan Pilpres sehingga lebih memilih untuk menjauh dari pasar,” tandas dia.

Berbeda dengan laju IHSG yang terpeleset ke zona merah, laju rupiah sempat mulai bergerak positif meski laju dolar AS masih terapresiasi seiring masih adanya imbas testimoni The Fed. “Tampaknya, pelaku pasar mencoba mengesampingkan sentimen negatif jelang keputusan final KPU minggu depan dan lebih melihat kepada potensi inflasi sepanjang bulan puasa ini,” ungkap dia.

Tidak banyaknya ditemukan laporan mengenai lonjakan harga di beberapa kawasan direspons positif karena diasumsikan tidak akan terjadi lonjakan inflasi. “Di sisi lain, menguatnya Yuan terhadap dolar AS mampu dimanfaatkan rupiah untuk ikut terapresiasi,” tuturnya.

Namun sayang, imbas tertembaknya pesawat Malaysian Airlines di perbatasan Ukraina dan Rusia memberikan sentimen negatif bagi pergerakan mata uang emerging market termasuk rupiah. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

HIPMI Dorong Kerjasama Pengusaha Muda se-Jawa Barat.

bidik.co —  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jabar mendorong kerjasama pengusaha muda pada acara ekspor, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.