Home / Politik / Ketua Gerindra: Prabowo, Jenderal Tak Bisa Disetir Cina

Ketua Gerindra: Prabowo, Jenderal Tak Bisa Disetir Cina

bidik.co — Publik menilai bahwa kelebihan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto adalah sisi kecerdasan dan ketegasannya. Namun ada sisi yang lebih penting, yaitu kemandirian dan independensinya yang tidak bisa disetir oleh Cina.

“Mungkin ini salah satu yg membedakan Prabowo dg para mantan jendral lain yg tergabung dg Jkw. Prabowo hidupnya tidak bergantung pada pengusaha Cina dan tidak mau disetir oleh mereka,” kata M. Sholihat, Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPP Partai Gerindra dalam status di facebooknya, Senin (23/9/2014) malam yang dikutip bidik.co.

Sholihat meminta kepada pihak-pihak yang tidak percaya untuk melakukan cross check ke pengusaha Tommy Winata.

“Kalau gak percaya, tanya aja Tommy Winata, bagaimana dia tidak mampu “menaklukkan” sang jendral satu ini sampai skrg,” tandasnya.

Untuk memperkuat hal itu, menurutnya, juga bisa ditanyakan ke boss MNC, Harry Tanu.

“Atau tanya juga Harry Tanu, karena sebelum ke Hanura, HT sempat coba “merapat dg syarat” ke Prabowo. Dan tdk berhasil,” tuturnya meyakinkan.

Peneliti CIDES ini juga menjelaskan, dengan sikap tersebut bukan berarti Prabowo tidak bisa kerjasama dengan Cina.

“Ini bukan bahas penelusuran biografinya, tapi sikap beda dg yg lain, bhw Prabowo (baik semasa aktif maupun purnawirawan) tidak pernah bergantung pada pengusaha Cina. Hal ini juga bukan berarti dia tidak bisa kerjasama dg mereka,” tuturnya.

Berkaitan dengan munculnya pertanyaan publik beberapa waktu lalu saat pencapresan, seolah-olah Prabowo mau menghidupkan kembali trah Orde Baru, Sholihat justru mengajak semua pihak untuk melihat persoalan yang lebih besar dari itu.

“Secara pribadi saya tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari Prabowo. Kalau saya membela Prabowo bukan karena dia pemimpin saya. Saya tertarik karena pembelaannya terhadap rakyat dan bangsa yg muncul dari kesadaran bhw kondisi sekarang negara seperti sudah struk “lumpuh”,” tandasnya.

Kemudian, lanjut Sholihat, penyebabnya sangat terang-benderang: ada tata kelola ekonomi yg salah, negara didikte oleh dua kekuatan dahsyat (kekuatan konglo-cina dari dalam dan kekuatan asing dari luar).

“Kalau dua kekuatan itu bikin rakyat banyak (pribumi) sejahtera dan lebih bermartabat sih mungkin masih maklum. Tapi ini justru kebalikannya, rakyat tambah menderita dan makin kehilangan martabatnya,” pungkasnya. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Bupati Siak, Alfedri Tak Siap Temui Masyarakat

Bidik.co — Jakarta- Eks Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa (Hipemasi) Jakarta memberitahukan saat rapat kerja kordinator …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.