bidik.co — Beberapa hari sebelum pencoblosan, kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah mengintimidasi terhadap Komisi Pemilihan Umum. Mereka begitu yakin dengan hasil hitung cepat belasan lembaga survei memenangkan mereka. Sebab itu, mereka menuding kalau sampai kalah versi hasil resmi KPU, berarti ada kecurangan.
Meski begitu, hingga kini Mahfud MD, ketua tim pemenangan duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yakin KPU tidak terbelah.
Berikut penuturan Mahfud saat ditemui Arbi Sumandoyo dan Faisal Assegaf dari merdeka.com Rabu lalu di kantornya, Jalan Dempo nomor 3, Menteng Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Sejauh ini Anda menemukan kecurangan dalam penghitungan suara?
Itu sudah dimuat di koran-koran. Kecurangan di sana, kecurangan di sini, kan setiap hari ada. Ya, biar nanti diselesaikan oleh KPU. Kedua pihak bisa sama-sama punya kasus seperti itu. Mungkin Prabowo diuntungkan di Jakarta Utara, tapi Jokowi diuntungkan di tempat lain.
Ketika dihajar isu-isu miring, kenapa Prabowo tidak menanggapi?
Kalau saya sudah menanggapi, tangkap saja orangnya. Kan ada Bawaslu, ada polisi, proses saja secara hukum. Orang Prabowo ditangkap, orang Jokowi ditangkap. Proses secara hukum.
Tapi ketika tidak ada bantahan, tudingan itu diyakini benar?
Tidak. Saya sudah mengatakan suruh tangkap karena kita betul-betul tidak tahu siapa melakukan. Saya kerap juga mengatakan sering orang melakukan sesuatu itu untuk memberi kesan dicurangi. Padahal mencurangi diri sendiri itu kan bisa.
Orang mencederai diri sendiri agar dianggap dicurangi. Itu bisa dilakukan oleh orangnya Prabowo, bisa dilakukan oleh orangnya Prabowo, bisa dilakukan oleh orangnya Jokowi.
Artinya temuan-temuan kampanye hitam itu dibuat sendiri oleh kubu Jokowi?
Saya tidak mengatakan seperti itu. Itu mungkin saja terjadi.
Atau tim menemukan juga?
Tidak. Tim tidak ingin menemukan apa-apa. Silakan aparat. Anda kalau tanya apakah tim menyelidiki? Tim tidak menyelidiki. Itu kerjaannya polisi. Kalau saya kerjaannya kampanye. Kalau ada yang salah, tangkap saja.
Saya juga tidak ingin tahu siapa memfitnah Prabowo, siapa memfitnah Jokowi. Saya tidak ingin tahu dan tidak mau kenal juga. Itu urusan polisi kok. Tim kampanye itu tidak kerja kayak gitu. Itu terlalu kecil. (ai)