bidik.co — Pengangkatan Luhut Panjaitan sebagai Kepala Staf Kepresidenan untuk memperkuat posisi eksekutif di DPR RI. Sebab, Luhut dinilai cukup memiliki pengaruh di Partai Golkar.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengakui hal tersebut, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Menurut Aziz, penunjukkan Luhut sebagai Kepala Staf Kepresidenan akan mempengaruhi posisi tawar pemerintahan di DPR. “Kalau berpengaruh, tentu pasti. Karena beliau sebagai Kepala Staf Kepresidenan,” kata Aziz.
Meski Luhut tidak memiliki posisi dalam struktur DPP Partai Golkar, Aziz mengatakan mantan petinggi Kopassus itu cukup berpengaruh di internal partai berlambang pohon beringin itu.
“Dalam struktur Partai Golkar tidak masuk,” tegas Aziz.
Sebelumnya Guru Besar Universitas Parahiyangan Bandung Asep Warlan Yusuf menilai posisi Luhut Panjaitan sebagai Kepala Staf Kepresidenan sebagai tameng Jokowi menghadapi parlemen dan lawan-lawan politiknya di pemerintahan.
“Masuknya Luhut ke Istana menambang kekutan baru eksekutif dalam menghadapi parlemen yang mulai memperlihatkan taringnya. Luhut sendiri memang punya kepentingan untuk selamatkan Jokowi,” katanya, Minggu (4/1/2015).
Perlu diketahui, Luhut Panjaitan adalah mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI. Pria yang banyak mendapatkan prestasi di bidang akademik ini dikenal sebagai pribadi yang rajin berolahraga.
Luhut mendapat promosi pangkat jenderal berbintang tiga saat ia dipercaya sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat di Bandung. Kemudian ia menjabat menteri dan dianugerahi pangkat jenderal berbintang empat purnawirawan.
Ia juga menerima penghargaan Adimakayasa. Penghargaan itu merupakan penghargaan terhormat di Akademi Militer selepas pendidikan dari Akademi Militer dengan pangkat letnan dua, langsung bertugas di Kopassus.
Di Kopassus, Luhut Panjaitan pernah menjabat menjadi Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung. Sebagai asisten Operasi di Markas Kopassus serta Komandan pertama Detasemen 81 yang sekarang disebut Detasemen Penanggulangan Teror atau Gultor 81. Satuan detasemen yang sangat disegani dan secara khusus menangani masalah teroris saat itu.
Luhut membangun detasemen ini mulai dari nol, saat Panglima ABRI dijabat oleh Jenderal Benny Moerdani.
Suami dari Devi boru Simatupang, ini juga pernah menjadi Komandan Pusat Kesenjataan Infantri di Bandung. Saat menjabat Komandan Korem di Madiun, dia meraih prestasi sebagai Komandan Korem terbaik.
Pada saat mudanya, ia aktif sebagai atlet renang, karate, judo dan terjun payung. Bahkan ia pernah menjadi atlet renang dari Provinsi Riau. Dia juga pernah meraih medali di PON di Bandung. Ia dikenal rajin mengikuti olahraga karate dan judo serta terjun payung.
Setelah tidak lagi menjabat menteri, dia merasa punya banyak waktu serta merasa memahami masalah olahraga. Sehingga ia memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum KONI Pusat. Namun, dia harus mengakui dan menghormati pilihan peserta Kongres Koni yang hasilnya memilih Agum Gumelar.
Sebelum menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era pemerintahan reformasi, dia juga aktif sebagai seorang pengusaha. Luhut kemudian mendirikan sekolah Politeknik DEL di Balige. Pada awal mendirikan sekolah ini, Luhut mengundang para duta besar negara-negara sahabat seperti Duta Besar Amerika, Australia dan Singapura untuk melihatnya. (*)