bidik.co — Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) tegas menyatakan bakal mendukung Pangeran Ali bin Al-Hussein dari Yordania untuk jadi Presiden FIFA. Hal itu sudah dikonfirmasi langsung oleh Presiden USSF Sunil Gulati.
Sikap Amerika Serikat ini dengan kata lain menolak Sepp Blatter untuk menjadi orang nomor satu di otoritas tertinggi sepak bola dunia itu. Apalagi, jelang kongres FIFA terjadi penangkapan kepada sejumlah pejabat FIFA oleh FBI dan kepolisian Swiss lantaran tersandung kasus korupsi dan suap.
Imbas dari kejadian tersebut, banyak pihak yang menginginkan Sepp Blatter mundur. Salah satunya ialah dari Presiden UEFA Michel Plattini. Amerika pun tak gentar jika berseberangan dengan kubu Blatter dan mengakibatkan Amerika bisa terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia.
“Apakah saya menginginkan Amerika Serikat menjadi tuan rumah Piala Dunia di masa depan? Jawabannya, tentu saja, iya! Tapi bagi saya, dan sepakbola AS, pemimpin dan integritas CONCACAF dan FIFA yang lebih baik jauh lebih penting dari ketimbang menjadi tuan rumah turnamen sepak bola internasional,” ujar Gulati.
“Saya yakin ada pihak-pihak yang kurang setuju dengan keputusan ini dan memiliki prioritas yang berbeda. Tapi, kami yakin dengan keputusan ini dan kami anggap keputusan ini sebagai yang paling tepat,”sambungnya.
“Kalau berada pada pihak yang benar akan berimbas kepada kehilangan peluang menjadi tuan rumah Piala Dunia di masa depan. Tapi, kami sudah siap untuk menghadapi segala konsekuensinya,” papar Gulati.
Berbeda dengan Amerika Serikat, Rusia tampaknya akan berjuang mati-matian agar Sepp Blatter terpilih kembali sebagai Presiden FIFA. Hal itu ditunjukkan dengan kecaman Presiden Rusia Vladimir Putin atas penangkapan sejumlah delegasi FIFA dalam penyelidikan pihak AS. Dia menyebut hal tersebut sebagai percobaan kubu Washington untuk menghalangi terpilih kembalinya Sepp Blatter sebagai kepala organisasi sepak bola dunia itu.
“Ini jelas-jelas merupakan upaya untuk menghalangi terpilih kembalinya Blatter sebagai presiden FIFA dan merupakan pelanggaran yang sangat serius terhadap prinsip-prinsip kerja organisasi internasional,” kata Putin melalui televisi yang disiarkan pada Kamis (28/5/2015), seraya menuding AS berusaha menyebarluaskan yurisdiksinya ke negara-negara lain.
Pemilihan presiden FIFA dilakukan di Zurich pada Jumat (29/5/2015). Blatter, yang sudah menjadi presiden selama empat periode terakhir, bertekad kembali menduduki posisi tersebut dan dia akan menghadapi penantang tunggal, Pangeran Ali bin Al-Hussein dari Jordania.
Sebelumnya Putin menjanjikan pelaksanaan Piala Dunia 2018 di negaranya akan menjadi yang terbaik sepanjang sejarah penyelenggaraan turnamen sepak bola terakbar itu.
Pernyataan itu disampaikan Putin saat bertemu Presiden FIFA, Sepp Blatter, di Rusia, Senin (19/4/2015). Blatter datang ke Rusia untuk meninjau persiapan negara tersebut menyambut Piala Dunia 2018.
“Saya senang dan bangga dengan pernyataan Putin. Rusia telah siap menyelenggarakan Piala Dunia,” ujar Blatter.
“Segalanya berjalan sesuai rencana. Rusia akan menyelenggarakan Piala Dunia terbaik sepanjang sejarah,” tambah pria yang telah bekerja di FIFA selama lebih dari 40 tahun ini.
Blatter juga menilai kondisi politik Rusia yang tengah bersitegang dengan Ukraina tak memengaruhi persiapan Piala Dunia. “Situasi saat ini memang tidak ideal, tapi segalanya akan membaik,” tutur Blatter. (*)