bidik.co — Perbincangan masyarakat minggu ini didominasi oleh isu pelambatan ekonomi, dengan segala dampak dan implikasinya. Kecemasan atas memburuknya situasi perekonomian bukan hanya disuarakan oleh pelaku pasar, tetapi juga oleh masyarakat luas.
Demikian Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memulai kultwit pagi ini (Jumat, 8/5/2015), melalui akun @SBYudhoyono. SBY pun meminta semua pihak tidak perlu panik, sebab keadaan seperti ini setiap saat bisa terjadi, sebab masa kini dunia ekonomi mudah dan sering mengalami gejolak.
“Yang penting, pemimpin dan pemerintah menyadari dan mengakui bahwa memang ada persoalan yang harus ditangani secara serius. Diperlukan gerak cepat dan solusi yang efektif untuk menatasi persoalan fiskal dan APBN, pertumbuhan yang melambat dan kelesuan investasi dan bisnis,” kata SBY
Selain itu, lanjut SBY, juga harus diantisipasi kemungkinan meningkatnya pengangguran, serta gangguan terhadap kecukupan dan stabilitas harga bahan pokok. Bila berbagai persoalan ini tidak ditangani secara efektif, maka bisa saja keadaannya menjadi lebih buruk.
“Ini harus kita cegah. Bagi pemerintah, apapun opsi dan kebijakan yg dipilih selalu ada plus dan minusnya. Ada pro dan kontranya. Tetapi tetap harus diambil,” ungkap SBY.
Hal yang penting, sambung SBY, pemerintah memberi solusi dan menetapkan policy response yg realistik dan ampuh sungguh dijalankan.
“Jangan terlalu banyak beretorika. Dulu, sebagai Presiden, persoalan seperti ini sering saya hadapi. Juga tidak mudah. Tetapi dengan kerja keras dan tindakan tepat, selesai juga,” kata SBY yang merupakan Presiden RI ke-6.
SBY menambahkan bahwa rakyat perlu memberi kesempatan dan dukungan kepada Presiden Joko Widodo dan pemerintah untuk atasi permasalahan di bidang ekonomi ini.
“Saya menilai situasinya belum masuk krisis. Masih ada waktu. Masih tersedia solusi. Penurunan ekonomi masih bisa dibalikkan,” demikian SBY. (*)