Jakarta, Ahli kesehatan memperingatkan bagi para remaja yang ingin memiliki bentuk tubuh ideal agar tidak terjebak pada produk suplemen olahraga. Banyak remaja berpandangan suplemen olahraga merupakan jalan pintas untuk meningkatkan kualitas performa tubuh.
Peneliti dari University of Canberra dan Queensland Griffith University mewawancarai 900 atlet berusia antara 12-17 tahun, dan menemukan sekitar 4 persen dari mereka menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan performa dan penampilan.
Sepertiga dari remaja tersebut menggunakan suplemen nutrisi yang legal, kebanyakan dari mereka mengonsumsi suplemen dalam upaya memiliki bahu yang lebih luas, perut six pack, dan kesuksesan performa di bidang olahraga.
Berkaitan dengan hal tersebut, ahli kesehatan mengatakan suplemen tidak hanya mahal namun juga sangat tidak efektif untuk remaja serta memiliki bahaya tersendiri.
Ahli nutrisi Jenny O’Dea mengatakan bahwa manfaat suplemen olahraga untuk alasan-alasan yang dikatakan oleh remaja tersebut hanyalah mitos belaka.
“Mereka berpikir suplemen tersebut akan membakar lemak, menghasilkan otot dalam waktu semalam, dan mereka berpikir hal itu akan menarik perhatian para gadis dan tak terkalahkan di lapangan olahraga,” ujar O’Dea dikutip dari ABC Australia, Jumat (11/7/2014).
Produk suplemen yang sering digunakan oleh remaja di antaranya adalah bubuk protein dan creatine. Lewat survei yang O’Dea lakukan sendiri, ia menemukan 25% dari 1.000 remaja berumur 10 hingga 12 tahun pernah mengonsumsi produk suplemen olahraga.
Presiden cabang Sports Medicine Australia Queensland, Julie Gilbert mengatakan terlalu banyak mengonsumsi protein memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh.
“Diet tinggi protein memiliki resiko membuat kalsium tidak terserap tubuh dan dibuang lewat urin, hal tersebut akan berdampak pada kekuatan tulang. Selain itu kita juga tahu diet tinggi protein memiliki efek pada ginjal, jadi saya rasa sebaiknya jangan macam-macam pada asupan remaja yang masih bertumbuh,” tutup Gilbert.