bidik.co – Politisi Golkar Agun Gunanjar Sudarsa tidak ingin ada manipulasi politik menjelang pelaksanaan Munas. Dia mengaku telah mendapat informasi terkait ‘manuver senyap’ yang dilakukan Ketum Aburizal Bakrie (Ical) untuk memuluskan langkahnya maju kembali.
“Kami dengar Munas akan dilaksanakan pada 27 November 2014. Ini upaya membuat Munas agar memilih Ical secara aklamasi. Dia sudah kelola sedemikian rupa supaya dapat suara dan aklamasi. Pokoknya kalau DPP Golkar pakai cara seperti KMP di DPR, saya akan buat DPP tandingan!” ungkap Agun di Kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (12/11/2014).
Agun menyebut pola yang dilakukan Ical dengan membentuk Rapimnas sebelum Munas seperti rapat pimpinan DPR sebelum pemilihan alat kelengkapan dewan. Dalam Rapimnas yang akan membahas garis besar materi Munas dapat menggiring opini sehingga Munas mengambil keputusan secara aklamasi.
Seperti diketahui, Aburizal Bakrie juga menjabat sebagai Ketua Presidium KMP. Kemudian Sekjen Golkar Idrus Marham merupakan Kordinator Pelaksana KMP.
“Kalau Golkar tidak dikelola secara demokratis maka akan pecah. Kita lihat Hanura, NasDem, dan Gerindra itu terbentuk kan gara-gara pengelolaan partai Golkar yang tidak demokratis,” papar Agun.
Agun beserta para caketum lain meminta agar pembentukan panitia Munas dirampungkan sampai tingkat Pleno saja. Meski Pleno yang sedianya akan dilakukan esok (13/11) malam pun terkesan mendadak.
“Saya saja kaget begitu terima sms undangan. Meski pun saya senang masih diundang Pleno. Makanya kami sepakat untuk semua manfaatkan pleno besok,” pungkas mantan Ketua Komisi II DPR RI tersebut.
Selanjutnya Agun menilai, Ical tak ada prestasinya, sehingga jangan lagi mencalonkan sebagai Caketum Golkar.
“Salah satu indikator mencalonkan diri jadi Ketum kan prestasi. Ical tidak ada prestasinya. Kami bukan bermaksud menjegal Ical karena sesama mencalonkan diri,” ungkap Agun.
Selain aspek minimnya prestasi, para caketum Golkar juga mempertimbangkan tren pemilih. Tentunya pada tahun 2019 mendatang akan muncul banyak pemilih baru.
“Para pemilih baru ini merupakan generasi yang tidak kenal masa lalu Golkar. Bayangkan kalau anak-anak muda memandang partai yang usia ketumnya jauh di atas mereka. Populasi pemilih hari ini saja banyak berubah,” sebut Agun.
Pada Pemilu 2014 ini pun Golkar mengalami penurunan pemilih. Dari 108 anggota dewan di periode 2009-2014, menjadi 91 pada periode 2014-2019.
“Kita melihat partai ini akan semakin kecil saja,” pungkas Agun. (*)
==