bidik.co — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang diselenggarakan Jumat (19/12) menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Rapat menetapkan Alex J Sinaga sebagai Dirut PT Telkom menggantikan Arief Yahya yang menjadi salah satu menteri kabinet kerja Presiden Jokowi. Sementara itu, Hendry Saparini ditetapkan sebagai komisaris utama.
Vice President Public Relations PT Telkom, Arif Prabowo menjelaskan terhitung sejak ditutupnya RUPSLB tersebut susunan anggota Direksi Perseroan adalah Alex J.Sinaga sebagai Direktur Utama, dengan tujuh Direktur yaitu Indra Utoyo, Abdus Somad Arief, Heri Sunaryadi, Herdy Rosadi Harman, Dian Rachmawan, Honesti Basyir, dan Muhammad Awaluddin.
Komisaris Utama dijabat Hendri Saparini, adapun komisaris terdiri dari Dolfie Othniel Fredric Palit, Imam Apriyanto Putro, Hadiyanto, Parikesit Suprapto, Johnny Swandi Sjam, dan Virano Gazi Nasution
Arif mengungkapkan, pergantian Direksi diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia tersebut.
Selama tahun 2014, Telkom berhasil menjalankan fokus utama perusahaan dengan kinerja memuaskan. Telkom menjalankan komitmen menjadi mesin pertumbuhan atau engine of growth industri telekomunikasi melalui peningkatan ketersediaan infrastruktur dan akses telekomunikasi hingga seluruh Indonesia.
Dijelaskannya, langkah itu sejalan dengan hasil riset World Bank yang menyatakan setiap peningkatan penetrasi broadband 10 persen berdampak meningkatnya petumbuhan ekonomi 1,38 persen.
Sampai dengan triwulan III tahun 2014, Telkom berhasil mencatat pertumbuhan kinerja keuangan positif dengan pendapatan Rp 65,84 triliun atau tumbuh 7,1 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai nilai Rp 61,49 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini didominasi pertumbuhan pendapatan sektor Data, Internet, and IT Services yang mencatat pertumbuhan 15,4 persen dari Rp 23,33 triliun menjadi Rp 26,91 triliun dengan kontribusi sebesar 40,9 persen dari total pendapatan.
Sementara itu, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tumbuh sebesar 4,2 persen dari Rp 32,27 triliun menjadi Rp 33,63 triliun dan bukukan laba bersih sebesar Rp 11,44 triliun.
Perolehan laba bersih ini dipengaruhi juga oleh meningkatnya beban usaha yang diakibatkan gencarnya pembangunan infrastruktur khususnya broadband. Selain itu, program invest in people yang dijalankan Telkom,” kata Arif Prabowo.
Arif menambahkan, Telkom masih mampu mencatat kinerja yang gemilang di tengah kondisi persaingan industri telekomunikasi yang kompetitif. Telkom mampu membukukan EBITDA dan laba di atas rata-rata pertumbuhan industri dan semakin menunjukkan pertumbuhan kinerja Telkom yang meyakinkan ke depannya.
Hal ini terwujud melalui tiga program utama perusahaan yang dijalankan selama tahun 2014, yakni penguatan kinerja Telkomsel, Indonesia Digital Network dan International Expansion.
Telkomsel selaku anak usaha Telkom berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 48,40 triliun, tumbuh 10 persen dari periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 43,99 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 13,82 triliun. Dengan fokus dalam pengembangan bisnis digital melalui percepatan pembangunan infrastruktur Base Tranceiver Station (BTS), selama triwulan III/2014 Telkomsel membangun 13.428 BTS atau tumbuh 18,7 persen dari tahun 2013.
Total pembangunan BTS hingga September 2014 adalah 83.346 unit dengan 37.082 diantaranya adalah BTS 3G. Tidak hanya itu, Telkomsel meluncurkan secara resmi layanan komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia pada 8 Desember 2014.
Hadirnya teknologi selular generasi keempat ini menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara lainnya di dunia yang telah mengadopsi 4G dan sekaligus merupakan jawaban atas keberhasilan Telkom Group yang telah mampu menerapkan layanan terdepan dalam telekomunikasi.
Program utama Telkom yang kedua adalah perluasan penetrasi infrastruktur broadband melalui IDN. Tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, Telkom juga siap menggelar infrastruktur jaringan serat optik menghubungkan belahan dunia.
Pada tahun 2014, Telkom melalui Telin turut serta dalam pembangunan sistem komunikasi kabel laut internasional yang menghubungkan Indonesia ke negara-negara belahan Barat hingga Eropa melalui Konsorsium South East Asia – Middle East -Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5) dan Konsorsium South East Asia �” United States (SEA-US) yang menghubungkan Indonesia ke belahan Timur hingga Amerika.
Selanjutnya Telkom sudah mengantongi rencana pembangunan jaringan kabel laut yang diberi nama Indonesia Global Gateway” guna menghubungkan SEA-ME-WE 5 dengan SEA-US. Ketiga proyek besar kabel laut berskala dunia ini melengkapi infrastruktur internasional yang telah dimiliki sebelumnya.
Program ketiga yang menjadi fokus utama Telkom tahun 2014 adalah pengembangan bisnis internasional melalui ekspansi ke 10 negara, dimana hingga saat ini Telkom telah menjalankan bisnisnya di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, Taiwan, Macau, USA dan Saudi Arabia.
Kiprah Telkom di kancah bisnis internasional ini merupakan prestasi tersendiri. Meski telah ditetapkan sejak lama bahwa Telkom harus melakukan ekspansi internasional, tetapi tekad untuk menjadi pemain internasional akhirnya betul-betul diwujudkan di tahun 2014 ini.
Arif menegaskan, jajaran komisaris dan direksi Telkom terpilih berkomitmen terus meningkatkan kinerja perusahaan dan siap menjadikan Telkom sebagai dominant player industri telekomunikasi di kawasan regional.[dem]
Ternyata jaln Alex untuk menuju Telkom-1 tidaklah mulus.Suara miring datang dari Serikat Karyawan (Sekar) Telkom yang berorasi menolak AJS — sapaan Alex J. Sinaga — sebagai orang nomor satu di BUMN Telekomunikasi itu.
Orasi tersebut dilakukan mendekati Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) .
“Serikat karyawan Telkom Indonesia menolak calon Direksi Telkom paket Alex J. Sinaga,” demikian bunyi spanduk yang dibentangkan anggota Sekar.
Dalam keterangan resminya, Sekar juga menyampaikan penolakan tersebut. Hanya saja tidak disebutkan secara detail alasannya.
Mereka hanya menyebut 8 kriteria yang harus dipenuhi calon Dirut Telkom, yakni:
1. Mampu meningkatkan kesejahteraan Karyawan sesuai UU No. 13 Tahun 2003 & Kesejahteraan pensiunan sesuai UU No. 11 Tahun 1992.
2. Lulus KPK clearance
3. Memiliki integritas yang tinggi (jujur & amanah) serta menjunjung tinggi asas GCG (good corporate governance) secara riil di perusahaan.
4. Nasionalis.
5. Profesional
6. Memiliki visi dan misi yang jelas tentang pengembangan bisnis Telkom di masa yang akan datang.
7. Mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara riil dan bersih (anti bodong).
8. Mampu menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
“Sekar menegaskan bahwa kriteria tersebut di atas adalah wajib dipenuhi agar terjadi peningkatan kemajuan perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawaan dan peningkatan kesejahteraan pensiunan. Jika dipilih calon yang bertentangan dan atau tidak memenuhi kriteria tersebut di atas Serikat Karyawan Telkom akan menolak keras,” bunyi pernyataan Sekar.
“Berdasarkan track record dan pertimbangan yang mendalam, Serikat Karyawan Telkom menolak paket Alex J. Sinaga,” pungkasnya.(*)