bidik.co — Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, menilai banyak nama yang diusulkan dalam daftar calon menteri di Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KUR) kurang layak menjadi pembantu presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut Boni, banyak dari mereka yang kompetensinya dalam bidang tersebut kurang bisa diandalkan.
“Nama-nama yang diusulkan banyak yang kurang tepat. Mungkin karena ada kelompok pendukung yang juga mengusung (Jokowi-JK). Kita kan tidak tahu siapa saja yang mengisi (daftar),” ujar Boni, Jumat (25/7/2014).
Boni mengatakan, dalam daftar tersebut banyak nama-nama yang kerap menyerang Jokowi dalam berbagai forum yang pernah ia hadiri. Namun, Boni enggan menyebutkan nama-nama yang dia maksud.
“Memang mereka ikut mendukung belakangan, tapi sebelumnya sering menyerang Jokowi sehingga cukup berpengaruh pada penyusutan popularitas menjelang pilpres,” ujarnya.
Meskipun begitu, Boni mengapresiasi adanya KAUR sebagai sarana menjaring aspirasi rakyat untuk memilih orang-orang yang berkompeten membantu Jokowi-JK dalam pemerintahan lima tahun ke depan.
Ia menambahkan, cara tersebut tidak mengurangi hak prerogatif presiden untuk membentuk kabinetnya sendiri.
“Sekadar alat bantu untuk mencari yang baik. Tentu tidak bisa dijadikan ukuran dominan karena dukungan media sosial bisa direkayasa,” kata Boni.
Cara tersebut, imbuh Boni, juga dapat menjaring antusiasme masyarakat mengusulkan nama-nama menteri pilihan mereka. Namun, Boni menegaskan, cara ini hanya berfungsi sebagai masukan bagi Jokowi-JK dan belum tentu siapa yang paling banyak dipilih masyarakat akan menjadi menteri.
“Yang utama tetap pada pembacaan pribadi Pak Jokowi selaku presiden terpilih,” ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengetahui langkah tim yang menyusun KAUR. Jokowi mengaku ingin mendengarkan masukan dari rakyat, siapa saja yang pantas membantunya di pemerintahan. (ai)