Bidik.co — Dalam negara demokrasi, dibutuhkan sikap yang demokratis dari seluruh rakyatnya. Karena itu, perbedaan pilihan dan sikap dalam pemilu adalah hal yang lumrah. Dengan begitu, perbedaan itu tidak akan memecah belah kesatuan bangsa Indonesia.
“Oleh sebab itu, perbedaan dalam pemilu itu dimaksudkan tidak untuk memecah belah kesatuan bangsa Indonesia. Pada dasarnya tujuan pemilu adalah mencapai masyarakat yang demokratis, adil, dan makmur,” tutur Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Difriadi Darjat dalam Sosialisasi Hasil-hasil Keputusan MPR RI, di Resto Lima Rasa Banjarmasin, Selasa (23/1/024).
Karena itu, Anggota Komisi II DPR RI yang membidangi politik dan pemerintahan ini mencontohkan kasus pemilihan umum yang akan dilaksanakan 14 Februari 2024 nanti, bahwa perbedaan pilihan dalam Pemilu 2024 adalah hal yang niscaya, sehingga tidak perlu menimbulkan perpecahan di masyarakat.
“Perbedaan pilihan adalah hal yang niscaya. Kalau pemilihan umum tentunya pilihannya beda, kalau satu saja semuanya sama bukan pemilihan umum,” ungkapnya.
Selanjutnya Difri mengulang, wajar jika dalam pemilihan umum (Pemilu) terdapat perbedaan pendapat terkait pilihan. Namun jangan sampai perbedaan pendapat itu malah memutus tali persaudaraan.
“Kita sudah melewati berbagai pemilu. Jadi kita punya pengalaman untuk berbeda pendapat. Jadi pemilu sehat itu argumentasinya tetap jalan, namun tidak dengan memutus persaudaraan kita sebagai warga bangsa dan warga negara,” tutur politisi dari Partai Gerindra, Daerah Pemiihan Kalimantan Selatan II ini.
Difri melajutkan, perbedaan pilihan politik adalah hal yang lumrah. Menurutnya, perbedaan pendapat yang kerap terjadi di Pemilu biasanya disebabkan oleh misinformasi yang tersebar di media sosial, terutama ketika misinformasi tersebut disebarkan secara gencar. Hal tersebut bisa dianggap menjadi kebenaran. Karena itu, melawan misinformasi merupakan tugas bersama.
“Oleh sebab itu melawan misinformasi adalah tugas kita bersama saat ini. Karena misinformasi ini akan menghancurkan toleransi dan kebijaksanaan kita sebagai manusia. Di sinilah perlunya masyarakat yang terdidik untuk menghalau derasnya misinformasi,” tandasnya.
Dalam moment pemilihan umum ini, Difri mengingatkan atas filosofis persatuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila Sila ke-3, yang menegaskan kembali pentingnya Persatuan Indonesia demi keberlangsungan NKRI.
“Momen Pemilu ini Persatuan Indonesia sangat penting. Persatuan Indonesia itu sebenarnya merupakan sila yang selama ini paling kuat dan selalu menjaga keselamatan kita. Karenanya seluruh elemen bangsa perlu memperkuat persatuan di tahun politik demi mencegah potensi kerawanan dan gangguan Pemilu,” pungkasnya. (is/my)