bidik.co — Fraksi Partai Gerindra menilai keputusan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan tarif bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melenceng jauh dari harapan.
“Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi ini bukan hanya tidak tepat tapi juga jauh dari harapan, kebijakan ini berbeda dengan apa yang telah dijanjikan oleh Jokowi,” kata Ketua Fraksi Gerindra DPR, Ahmad Muzani dalam konferensi persnya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Apalagi kebijakan tersebut diambil ketika harga minyak dunia tengah turun.
“Jadi ketika masyarakat internasional lagi pesta menikmati harga BBM, di Indonesia malah naik,” ujarnya.
Alasan pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menaikkan harga BBM karena kurs rupiah melemah dinilai tidak masuk akal.
“Kurs dolar saat ini di atas 12 ribu atau sebelas ribu, itulah kenapa BBM naik. Tapi 11.600 itu hanya terpaut 4 persen dengan harga kurs sekarang, lalu kenapa BBM naiknya diatas 30 persen?” ujar Murzani.
Bukan hanya itu, Murzani juga menilai bahwa alasan besarnya subsidi BBM yang tak tepat sasaran merupakan alasan yang klasik.
“Pemerintah seharusnya bisa menaikkan kurs dengan meningkatkan ekspor, memperbaiki infrastruktur, dan lain-lain. Tapi dibawah Jokowi ini belum pernah kurs kita bergerak kuat, terus saja berada di antara angka 12 ribu,” tutupnya.
Selain itu, Gerindra menilai keputusan Jokowi tersebut menyengsarakan rakyat.
“Kami minta agar pemerintahan Jokowi segera mencabut kenaikan harga BBM dan kembalikan ke harga normal,” pinta Muzani.
Sebagai kompensasi, lanjutnya, Fraksi Gerindra siap bekerja sama mengulurkan tangan jika pemerintah ingin mencapai sasaran pemerintahannya dengan membentuk berbagai kebijakan yang tepat.
“Kami siap membantu mencari alternatif baru dan terbarukan untuk mengurangi konsumsi BBM,” tutupnya. (*)