Home / Internasional / Hillary Sebut Penembakan Gereja AS Aksi Terorisme

Hillary Sebut Penembakan Gereja AS Aksi Terorisme

bidik.co — Bakal calon presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton mengecam aksi penembakan di gereja Charleston sebagai tindak terorisme rasial. Hillary juga menyerukan agar bendera Konfederasi dihilangkan dari wilayah South Carolina.

Saat berbicara di gereja di Florissant, Missouri, Hillary menyebut rakyat Amerika sedang berjuang menjalani kehidupannya setelah tragedi penembakan di gereja Emanuel African Methodist Episcopal Church yang menewaskan 9 warga kulit hitam. Terlebih, pelakunya ialah seorang pemuda kulit putih yang rasis.

“Malam itu, kata-kata pembunuhan muncul bagai menghempas jiwa. Bagaimana kita bisa memahami tindakan jahat seperti itu — tindakan terorisme rasial yang terjadi di rumah Tuhan?” ucap Hillary seperti dilansir AFP, Rabu (24/6/2015).

Istri mantan Presiden AS Bill Clinton ini menyebut pemuda 21 tahun bernama Dylann Roof yang melakukan penembakan itu, menjadi indikasi seberapa kuat rasisme tertanam di AS.

“Saya tahu ada kecenderungan untuk menyebut tragedi semacam ini sebagai insiden tersendiri, untuk mempercayai bahwa saat ini di Amerika, sikap fanatik sudah tak ada lagi. Bahwa rasialisme yang dilembagakan sudah tidak ada lagi,” sebutnya.

“Namun terlepas dari upaya terbaik kita dan harapan tertinggi kita, perjuangan Amerika melawan rasialisme masih jauh dari selesai,” imbuh Hillary.

Hillary berbicara di gereja Christ the King United Church, yang hanya berjarak 6 kilometer dari Ferguson, Missouri, lokasi tewasnya pemuda kulit hitam Michael Brown oleh polisi kulit putih pada Agustus 2014 lalu. Penembakan itu memicu unjuk rasa dan perdebatan besar-besaran di AS.

Sementara itu, Gubernur South Carolina Nikki Haley menyerukan agar bendera Konfederasi dihilangkan dari wilayahnya. Hillary mengaku sepakat dengan seruan ini.

“Simbol rasialisme masa lalu negara kita, tidak memiliki tempat di negara kita baik saat ini maupun masa mendatang. Bendera itu tidak seharusnya berkibar di sana, tidak seharusnya berkibar di manapun,” tegasnya.

Sebelumnya seorang pria kulit putih melakukan penembakan di sebuah gereja bersejarah warga kulit hitam di Charleston, Carolina Selatan, Rabu (17/6). Sebanyak sembilan orang tewas.

Departemen Polisi Charleston mengatakan penembakan terjadi di Gereja Emanuel A.M.E sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Petugas tidak memberi informasi mengenai para korban. Kepala Polisi Greg Mullen mengatakan polisi meyakini insiden itu merupakan kejahatan sentimen SARA (hate crime).

Polisi menggambarkan pelaku seorang pria kulit putih tanpa jenggot, berusia sekitar 21 tahun, mengenakan sweater abu-abu, jeans biru dan boots Timberland. Sekitar pukul 22.45 waktu setempat, polisi menangkap seorang pria yang mirip dengan deskripsi dan memborgolnya.

Namun, kemudian polisi mengatakan mereka masih mencari pelaku. Dilansir dari New York Times, keluarga korban telah tiba di tempat kejadian. Helikopter dengan lampu berputar-putar mencari pelaku dan sekelompok pastur berlutut dan berdoa di seberang jalan. (*)

Komentar

Komentar

Check Also

Di Puncak Gunung Fuji, Para Pendaki Bisa Dapat Sinyal Wifi

bidik.co – Para pendaki Gunung Fuji kini tak usah risau bakal “kehilangan kontak” dengan kawan-kawan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.