bidik. co – Koordinator Koalisi Merah Putih (KMP) Idrus Marham mengatakan, Koalisi Merah Putih (KMP) bakal segera menandatangani perjanjian damai dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Perjanjian damai akan dilakukan sebelum sidang paripurna DPR penyerahan nama fraksi yang tergabung dalam KIH.
“Secara prinsip semua sudah selesai hanya masalah teknis, penyerahan nama-nama fraksi,” kata Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Idrus menambahkan, pihaknya bersama KIH juga telah menghitung nama-nama yang akan masuk dalam keanggotaan fraksi di komisi, dan alat kelengkapan dewan.
“Karena itu, maka pasti sebelum hari Kamis melakukan penandatanganan. Sebelum Kamis kami pastikan, hanya masalah teknis saja,” ujarnya.
Seperti diketahui, perdamaian KMP dan KIH di parlemen guna mengakhiri DPR tandingan. Kedua kubu itu telah sepakat berbagi jatah pimpinan di alat kelengkapan dewan (AKD). Kemudian untuk masuk dalam AKD, keduanya juga sepakat merubah UU MD3 dan tatib DPR.
Sementara itu Ketua DPP Partai Gerindra Desmon J Mahesa menyebut kesepakatan damai dua kubu di DPR adalah bentuk belas kasihan dari KMP ke KIH. Desmon menyebut KMP sama sekali tak diuntungkan dengan kesepakatan ini.
“Ini belas kasihan KMP ke KIH. Kita takut dipalak. Ini bahasanya pemalakan, kalau tidak kasih kita digangguin,” kata Desmon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Bentuk gangguan yang disebut Desmon adalah ancaman para menteri Kabinet Kerja untuk tidak hadir dalam rapat di DPR selama belum berdamai. KIH dianggap tidak siap menelan kekalahan di DPR.
“Mereka gangguin, menteri-menterinya tidak datang ke DPR. Ini kan kejahatan baru. Menteri bilang tidak akan datang selama DPR dikuasai KMP. Ini Menkum HAM yang ngerti hukum,” ungkapnya.
Desmon mengatakan bahwa KMP sepakat terhadap perjanjian damai ini karena sadar masyarakat sudah muak dengan kisruh di DPR. Gerindra tidak mempermasalahkan UU MD3 direvisi untuk mengakomodir posisi bagi KIH.
“Gak ada untungnya sama sekali (untuk KMP). Rugi sih enggak. Kita sadar rakyat sudah muak. Kelompok yang kalah bisa membajak yang menang, ya ini di DPR ini,” ucapnya. (*)