bidik.co — Presiden terpilih periode 2014-2019 hasil rekapitulasi KPU Joko Widodo yakin Susilo Bambang Yudhoyono membantu transisi kepemimpinan Indonesia. Jokowi mengatakan, hal itu dibacanya dari apa yang disampaikan Presiden dalam pidato kenegaraan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Dengan demikian pihaknya dapat memasukkan program prioritas dalam pembahasan APBN 2015.
“Itu yang saya garisbawahi dari pidato Pak Presiden tadi,” ujar Jokowi, seusai menghadiri acara pidato kenegaraan.
Dengan bantuan SBY, menurut Jokowi, ia tak akan menemukan kesulitan melalui masa transisi hingga dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2014 mendatang.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan ingin “tancap gas” mengimplementasikan program-program yang menjadi pioritas setelah resmi dilantik menjadi presiden. Oleh karena itu, ia membentuk Tim Transisi yang berfungsi mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan di bawah presiden dan wakil presiden. Hal-hal itu di antaranya, struktur kabinet dan lain-lain.
Selain itu, Tim Transisi juga melakukan komunikasi dengan pemerintah saat ini agar program prioritas bisa masuk dalam pembahasan APBN 2015.
Namun, Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Firmanzah mengatakan bahwa Jokowi-Jusuf Kalla tak bisa seenaknya memasukkan program prioritas ke dalam pembahasan APBN 2015. Sebab, pembahasan APBN 2015 telah disusun sejak Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga pada Januari-April 2014 lalu.
“Kalau mau dimasukkan sekarang, nanti akan mengulang proses dari awal,” ujar Firmanzah.
Menanggapi hal itu, Jokowi tetap berharap program prioritas masuk dalam pembahasan APBN 2015. Setelah ada putusan sengketa pemilihan presiden oleh Mahkamah Konstitusi, Jokowi akan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membicarakan peluang programnya masuk ke pembahasan APBN 2015.
Selain itu, Jokowi akan menggunakan kekuatan fraksi partai politik pengusung Jokowi-JK agar mengusahakan program prioritasnya masuk ke APBN 2015.
“Lewat pembahasan di DPR nanti kita kejar,” lanjut Jokowi. (ai)