bidik.co — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, sampai saat ini perhitungan soal pasokan beras masih aman. Pemerintah masih bertahan tidak akan mengimpor beras.
Saat menghadiri acara Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jokowi bercerita ada desakan agar pemerintah mengimpor beras.
“Waktu beras naik, kenapa beras naik? Karena ada desakan, diteken kita impor. Kalau impor harga jatuh. Gampang banget, mau beras murah? Impor saja. Hanya Rp 4 ribu. Tapi petaninya mau makan apa?” kata Jokowi, Sabtu (16/5/2015).
Jokowi mengatakan, dengan impor beras, harga bisa langsung jatuh. Namun petani akan rugi, karena padi yang dijualnya terlalu murah.
“Ada gejolak inginkan kita impor, tapi detik ini kita tidak impor. Tapi ini tidak tahu ada hitung-hitungannya. Kalau kita kuat, tidak akan impor. Tapi hitungan terakhir, kita masih dalam kalkulasi kita tidak impor,” jelas Jokowi.
Pada kesempatan itu dia mengatakan, ke depan pemerintah akan fokus membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Bila infrastruktur terbangun, distribusi barang menjadi mudah dan harga pun otomatis menjadi murah.
“Sekarang ini biaya angkutan 3 kali lipat dibanding tetangga kita. Kalau infrastruktur baik, bisa separuhnya negara lain, Insya Allah lima tahun itu tercapai,” jelasnya.Next
Pembangunan infrastruktur ini memerlukan waktu, dan banyak tantangan yang harus dihadapi
“Ini yang kita minta dari rakyat dan masyarakat. Tantangan sekarang sangat berat, karena semua, negara-negara lain juga dapat tekanan yang sama. Tapi saya yakini, semua negara turun-turun semua, tapi saya yakin, tahun ini kita akan tumbuh (ekonomi) dibanding tahun lalu,” jelas Jokowi.
Selain itu, soal penghapusan subsidi BBM Rp 300 triliun juga disinggung Jokowi dalam pertemuan dengan para relawan. Menurut Jokowi, Indonsia sudah lama termanjakan dengan subsidi BBM.
“Padahal, itu adalah sebetulnya sebuah anggaran yang besar sekali, setahun bisa makan Rp 300 triliun, hanya untuk subsidi, sudah berlangsung bertahun-tahun,” kata Jokowi.
Jokowi pun menjelaskan alasanya pemangkasan subsidi itu. Dia tidak ingin masyarakat Indonesia menjadi konsumsif. “Kita nggak sadar padahal kita gunakan BBM. Padahal BBM pakai APBN, dan itu berasal dari utang luar negeri,” kata Jokowi.
“Benar tidak misalnya kita senang-senang, tapi uang di pakai untuk utang, itu yang mau kita alihkan. Memang sakit, perubahan itu pasti dimulai dengan hal-hal yang sakit. Saya tahu, banyak yang maki-maki saya, untuk awal-awal, tapi nggak ada yang hadir di sini. Karena belum tau arahnya ke mana, saya siap tidak populer, dimaki-maki,” tambah Jokowi.
“Jangan dipikir Jokowi penakut, itu yang perlu dicatat!” tegas Jokowi. (*)