Bidik.co – Terkait pemberitaan oleh Wikileaks kemudian dilansir oleh Sindonews.com, yang mencatut nama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri, SBY memberikan pernyataan terkait pemberitaan tersebut. SBY menyatakan bahwa pemberitaan tersebut tak berimbang karena sama sekali tidak ada konfirmasi kepadanya.
SBY memberikan pernyataan dalam jumpa pers yang dilakukan di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/7/2014). Berikut merupakan isi keterangan lengkap yang dibacakan oleh SBY:
Kembali kita dikejutkan berita oleh Wikileaks kemudian dilansir oleh Sindonews.com. Saya akan bacakan inti dari pembicaraan tersebut. Sayang Sindonews.com tak klarifikasi terlebih dahulu. Ini perlu perhatian bersama, karena kalau Sindonews.com punya kode etik bagus tentu ada klarifikasi, tapi itu sudah terjadi.
Apa yang diberitakan Sindonews.com judulnya ‘Ungkap Dugaan Korupsi, Wikileaks Sebut SBY dan Mega’, diberitakan bahwa situs Wikileaks mengungkap dugaan korupsi besar-besaran di Asia dan dari nama-nama yang disebutkan ada saya dan Ibu Mega. Menurut data Wikileaks tersebut terdapat korupsi multijuta Dolar di Asia seperti Indonesia malaysia dan vietnam. Dikatakan lebih lanjut bahwa pemerintah untuk meningkatkan keamanan Australia. Tujuannya untuk keamanan internasional Australia. Wikileaks juga sebut ada 17 individu dalam kasus itu yang di antaranya adalah saya dan Ibu Megawati.
Saudara-saudara,
Berita ini saya tahu cepat beredar dan kemudian karena sangat sensitif, karena menyangkut kehormatan dan harga diri maka saya ambil keputusan tadi pagi untuk mengeluarkan
pernyataan. Terima kasih untuk kesediaan wartawan untuk meneruskan.
Pemberitaan Wikileaks dan Sindonews.com itu mencemarkan nama baik saya dan Ibu Mega. Ini menimbulkan spekulasi dan kecurigaan terhadap Ibu Mega dan saya.
Setiap saya keluarkan pernyataan harus berangkat dari fakta, oleh karena itulah sejak tadi pagi saya dapatkan informasi insyaAllah dapat saya sampaikan. Saya berharap didengar oleh Wikileaks dan Sindonews.com, Pemerintah Australia, dan saya harap didengar KPK. Saya ingin segala sesuatunya terang benderang. Karena diberitakan seolah ada korupsi.
Saudara-saudara,
Saya telah dapatkan penjelasan keterangan sejumlah pihak, antara lain Gubernur Bank Indonesia Agus Marto dan Menkeu Chatib Basri, kemudian Kapolri. Esensi atau rangkuman penjelasan sebagai berikut:
Pertama memang benar Indonesia pernah cetak uang di australia pada tahun 1999. Yang mencetak adalah perusahaan bernama NPA dan organisasi itu ada dalam naungan Bank Central Australia sebanyak 555 juta lembar dengan pecahan Rp 100.000. Itu fakta pertama. Kedua, keputusan kebijakan pengawasan dan kewenangan untuk cetak uang itu termasuk cetak uang itu ada pada BI, bukan pada pemerintah, bukan pada Presiden. Ketiga, Hal itu adalah kewenangan indonesia serta menjadi tugas BI dan berdasarkan peraturan yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Sedangkan yang keempat, sebenarnya baik Ibu Mega dan saya belum jadi Presiden pada waktu itu. Poin saya adalah itu kewenangan BI pada saat uang itu dicetak tidak terlibat dalam arti mengambil keputusan atau pun mengeluarkan perintah Presiden.
Berita yang diimplifikasi oleh Sindonews.com adalah sesuatu yang menyakitkan. Saya juga mengikuti apa yang dilakukan di Australia. Menlu telah bicara ke saya, dan atas penjelasan tersebut harus ada proses penegakan hukum.
Saya justru berharap yang pertama untuk membuka dan mengungkap seterang mungkin penegakan hukum itu, jangan ada yang ditutupi, kalau ada elemen di Indoensia misal siapa yang terlibat tolong diungkap dan ditunjuk siapa orang itu. Kedua kalau dianggap melanggar hukum, apa saja kasusnya. Bekerjasamalah dengan KPK di Indonesia. Yang ketiga, jangan pemerintah Indonesia keluarkan statement terhadap pihak-pihak di luar Australia. Contoh disebutkan Ibu Mega dan saya yang saya tidak kehendaki menimbulkan kecurigaan di Indonesia. Saya minta Australia mengeluarkan statement yang terang. Jaga nama baik Ibu Mega dan saya sendiri agar tak muncul kecurigaan. Kelima menggarisbawahi jika memang ada WNI yang terlibat mari kita tegakkan bersama.
Indonesia dan Australia adalah negara hukum. Indoensia pernah melakukan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Mari kita kerjasama, sebutkan siapa saja yang terlibat. Kalau memang Australia menyatakan Wikileaks tak akurat ya bicaralah, Australia. Kalau diam saja dapat memunculkan spekulasi baru di Indonesia, dan karena kewenangan dan tugas cetak uang di tangan BI saya berpesan kepada Deputi Senior tadi agar pada saat yang tepat bisa berikan penjelasan lengkap. Kita ingin transparansi kita junjung bersama. Jangan orang yang tak tahu dapat pencemaran nama baik sehingga keadilan tidak tegak.
Itulah pernyataan saya selaku Presiden Indonesia. Persepsi yang tidak baik yang dijatuhkan kepada saya dan Ibu Mega semoga dapat diklarifikasi, itulah yang ingin saya sampaikan. (ai)