bidik.co — Banyaknya pihak yang memanfaatkan Novela Nawipa untuk kepentingan politik mendapat reaksi dari Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Ia meminta agar tak ada lagi yang memanfaatkan Novela Nawipa untuk kepentingan politik.
Novela adalah politisi Partai Gerindra yang memberikan kesaksian dalam sidang sengketa piplres di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu.
“Intinya jangan ada lagi yang memolitisir dengam membawa nama Novela,” kata Pigai usai bertemu Novela di Kantor Komnas HAM di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2014).
Novela Nawipa, mendatangi Komnas HAM. Ia melakukan pembicaraan dengan Komisioner Komnas HAM asal Paniai, Papua, Natalius Pigai, selama 20 menit.
Usai pembicaraan, Ketua DPC Gerindra Paniai tersebut sebenarnya tak mau diwawancarai awak media. Gaya blak-blakannya pun keluar. “Ini pribadi. Keluarga, antara kakak dan adik,” kata Novela di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Minggu (17/8/2014).
Ia mengaku datang ke Komnas HAM untuk memperjelas bahwa dirinya tak mendapat intimidasi dari pihak manapun. Sebelumnya, sempat beredar kabar Novela diancam dan rumahnya pun dirusak meski Polda Papua membantah hal itu terkait keterangannya di MK.
“Sampai saat ini saya tidak merasa diintimidasi dan tak ada tekanan. Itu keluar dari hati saya,” ungkapnya.
Menurut informasi, Komnas HAM berinisiatif memanggil Novela guna mendengar apa yang terjadi pada dirinya. Diberitakan, usai memberikan kesaksian di MK Novela disebut mendapat intimidasi dan rumahnya dirusak.
Menurut Pigai, publikasi luas atas diri Novela usai memberikan kesaksian membuat Novela tidak nyaman. Kata Pigai, ada pihak-pihak yang memanfaatkan Novela melalui publikasi-publikasi tersebut.
Pigai mengatakan, hingga saat ini Novela tidak pernah mengalami tekanan ataupun intimidasi seperti yang diberitakan di media massa. Kondisi rumahnya baik-baik saja.
“Ini hanya dimanfaatkan dalam situasi politik makanya nama Novela digiring terus,” ucap Pigai.
Sebelumnya, Kepala Polres Paniai AKBP Daniel Prionggo mengatakan tidak betul rumah Novela dihancurkan. Yang benar, pagar rumah Novela dirusak.
Pigai menegaskan tak ada ancaman yang diterima Novela. Ia juga meminta media jangan mengeksploitasi Novela.
“Adik ini seperti dalam ancaman serius. Kondisi di kampung adik tak ada kondisi serius, tak ada ancaman. Tidak seperti diceritakan teman media. Kalau di media sosial, itu hanya respon bias. Tak perlu tokoh politik nasional bicara dia dalam ancaman. Biarkan saja adik kembali jadi ibu bagi anaknya,” tegas Natalius.
Pada kesempatan ini pula, Novela memperjelas pula soal kesaksiannya di MK, bahwa tak ada sosialisasi Pemilu di daerahnya.
“Merasa diri sebagai putri Papua, mama Papua, pribadi saya sudah merasa sudah cukup kalau selama ini proses ada, tapi kok tahapan itu nggak ada kemarin. Kami tak persoalkan hasil atau angka, kami persoalkan proses. Mungkin di waktu akan datang, kami mau tahapan itu. Jangan sistem noken memperalat kami,” terangnya. (ai)