bidik.co — Jenderal Budiman menegaskan dirinya bukanlah pengkhianat. Hal itu dikatakan Budiman menyusul banyaknya kabar miring terkait pencopotannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Isu yang santer menyeruak ke publik, di antaranya, sentimen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap pihak yang menyebutnya sebagai “kapal karam” dan ditinggal anak buahnya.
“Tidak sama sekali, saya tidak pernah melakukan hal-hal itu. Saya adalah kesatria dan bukan tipe pengkhianat. Saya hanya berjalan di garis yang lurus dan benar. Itu saja,” kata Budiman, di Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD), Jakarta, Selasa (22/7/2014).
Dia juga tak mau menghubung-hubungkan pergantiannya dengan isu politik yakni pengumuman hasil Pilpres 2014. “Enggak ada masalah. Itu saja. Enggak usah saya jelaskan,” sambungnya.
Saat disinggung mengenai mekanisme dan pengumuman pergantiannya, Budiman menjawab belum mendapat surat resmi dari Istana. “Intinya tidak ada masalah. Resmi (berhenti) saya belum tahu apa-apa. Itu baru penyampaian berita oleh Panglima TNI dan belum ada surat apa-apa. Tidak tahulah pokoknya,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden SBY geram terhadap pihak yang coba menarik anggota TNI-Polri aktif dalam kegiatan politik. Pihak tersebut bahkan menyebut SBY sebagai “kapal karam” yang ditinggalkan anak buahnya.
SBY mengaku dapat informasi yang telah terkonfirmasi bahwa ada usaha pihak tertentu yang mau menarik perwira TNI-Polri aktif.
Informasi tersebut diklaim sebagai kebenaran karena sudah diklarifikasi terhadap perwira tersebut. Meski demikian, SBY sama sekali tak menyebut nama perwira dan pihak yang dimaksud.
Menurut SBY, pihak itu juga mengatakan perwira TNI lebih baik mendukung “kapal yang masih berlayar atau matahari yang masih bersinar”. Hal tersebut mengacu kepada sosok calon presiden yang akan menggantikan SBY. (ai)