Home / Kesehatan / Menjaga Imunitas Tubuh Hadapi Virus Corona

Menjaga Imunitas Tubuh Hadapi Virus Corona

bidik.co — Hingga saat ini, dunia masih berjuang melawan virus corona. Di tengah program vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas, beberapa bulan terakhir ini muncul varian baru Covid-19.

Beberapa varian baru tersebut antara lain, Varian D614G, B.1.351, B.1.1.7, B1.1.317, hingga N439K. Lantas bagaimana varian virus corona muncul? Dilansir dari laman Times of India, menurut penelitian ilmiah, varian virus muncul setiap kali ada perubahan pada mutasi atau kode genetik dari strain virus.

Secara alami, virus dan banyak patogen lainnya cenderung bermutasi dan berubah. Namun, seperti halnya dengan virus, beberapa varian dapat dibedakan secara genetik, dan menyebabkan lebih banyak tingkat keparahan.

Virus RNA seperti SARS-COV-2 juga cenderung lebih sering bermutasi dibandingkan virus lainnya. Varian B.1.351 dan B.1.1.7, misalnya, yang ditelusuri sekitar September 2020 di Inggris adalah salah satu varian pertama dari virus corona yang disangga hingga saat ini, yang dikatakan sebagai bentuk paling dominan dari virus corona di banyak negara, termasuk India.

Data Worldometers, hingga Selasa (13/7/2021) pagi, angka kasus Covid-19 di dunia sebanyak 188.021.869 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.055.117 orang meninggal dunia dan 171.970.184 orang telah dinyatakan sembuh.

Indonesia berada di peringkat ke-16 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Tercatat, pada Selasa (13/7/2021) pagi, Indonesia menjadi negara dengan kasus harian terbanyak dan angka kematian baru tertinggi di dunia. Ada penambahan kasus baru sebanyak 40.427, sehingga total kasusnya mencapai 2.567.630 kasus.

Cara Kerja Virus Corona

Bagaimana Virus Corona Menyerang Tubuh Kita? Pada dasarnya, virus menginfeksi tubuh dengan cara memasuki sel-sel yang sehat. Setelah itu, virus akan mulai memperbanyak diri dan menginvasi seluruh tubuh.

Cara kerja itu tentunya juga berlaku untuk Coronavirus Disease 2019 atau SARS-CoV-2. Virus corona akan menempelkan permukaan proteinnya—yang runcing bak mahkota—ke reseptor yang terdapat pada sel sehat, khususnya yang terletak di organ paru-paru.

Secara spesifik, protein dari virus ini masuk ke dalam sel melalui ikatan dengan reseptor ACE2. Apabila virus berhasil masuk ke dalam tubuh, dia akan mulai membajak sel-sel sehat. Segera setelah proses infeksi terjadi, sistem kekebalan tubuh akan langsung bereaksi dan mencoba melawan corona.

Hasil dari perlawanan tersebut tentunya akan menimbulkan beberapa gejala. Umumnya, gejala akan mulai tampak 2 hingga 14 hari setelah seseorang terpapar Covid-19. Pada sebagian orang, reaksi sistem imun yang kuat akan membuat gejala infeksi terasa lebih ringan. Sebaliknya, pasien dengan komorbid atau penyakit kronis bawaan menjadi lebih rentan terhadap komplikasi yang parah.

Apa dampaknya jika seseorang yang telah terpapar Covid 19? Perjalanan virus corona dalam menginfeksi tubuh dapat terjadi melalui droplet atau tetesan air liur dari orang yang terinfeksi penyakit itu, yang umumnya keluar saat seseorang bersin, batuk, atau berbicara. Seseorang juga bisa terpapar virus corona karena menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi dan kemudian menyentuh area hidung, mata, dan mulutnya.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi saat seseorang terpapar virus Covid-19. Pertama, Pneumonia. Pneumonia merupakan salah satu komplikasi yang umum terjadi pada pasien corona. Hal ini dikarenakan ketika virus corona menyerang paru-paru maka sistem imun akan melakukan perlawanan, yang kemudian menyebabkan peradangan pada paru-paru, di mana terjadi penumpukan cairan dan sel mati pada paru. Kondisi ini membuat orang menjadi batuk dan sulit bernapas.

Kedua, gagal napas akut atau Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Gagal napas akut terjadi saat kantung udara di paru-paru terisi banyak cairan. Akibatnya, paru-paru tidak mampu melakukan tugas untuk pertukaran oksigen ke dalam darah, yang membuat organ lain di tubuh tak bisa berfungsi secara optimal.

Ketiga, gangguan pada fungsi hati dan ginjal. Beberapa laporan medis mengungkap bahwa infeksi Covid-19 dapat memicu kerusakan hati dan fungsi ginjal. Sistem kekebalan tubuh yang lemah pun diduga sebagai alasan utama di balik komplikasi serius tersebut.

Bagaimana Cara Mematikan Virus Corona?

Cara membunuh virus corona yang efektif adalah dengan tahu sifat dari virus ini. Pertama, masa hidup virus corona saat menempel di permukaan suatu benda bisa berbeda, tergantung jenis materialnya. Pada benda berbahan alumunium dan besi, virus ini dapat hidup selama sekitar 2 hingga 8 jam. Akan tetapi, daya tahan virus corona akan menjadi lebih panjang bila menempel pada permukaan seperti kaca dan plastik—yang bisa bertahan sampai 9 hari.

Itulah mengapa, jika ingin melawan virus corona dan mencegah diri terjangkit penyakit tersebut, sangat dianjurkan untuk rutin mencuci tangan dan menghindari kebiasaan menyentuh mata, mulut, dan hidung saat sedang beraktivitas di ruang publik.

Kita juga bisa memanfaatkan hand sanitizer yang mengandung 70 persen alkohol sebagai cara praktis dalam membersihkan tangan dari paparan virus ataupun kuman. Pun tidak boleh ketinggalan, bersihkan area kerja di kantor sesering mungkin dengan desinfektan untuk menonaktifkan virus covid.

Memperkuat Imunitas Tubuh

Bagaimana cara kerja sistem imun manusia? Sistem imun adalah salah satu fungsi tubuh yang amat penting. Pasalnya, tanpa sistem imun Anda akan mudah sekali jatuh sakit akibat virus, bakteri, dan kelainan tertentu.

Sistem imun, juga sering disebut sebagai sistem kekebalan tubuh, fungsinya harus dijaga dengan baik agar bisa melindungi Anda dari berbagai penyakit. Namun, sebenarnya seperti apa cara kerja sistem kekebalan tubuh manusia?

Apa itu sistem imun? Sistem imun merupakan sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.

Sistem ini terdiri dari banyak komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah satu jenis sel yang paling penting dalam jaringan tersebut adalah sel darah putih (leukosit).

Leukosit dihasilkan atau disimpan pada berbagai tempat di tubuh di antaranya yaitu timus, limpa, dan sumsum tulang, di mana organ-organ ini dikenal sebagai organ limfoid. Kadang leukosit juga disimpan dalam gumpalan jaringan limfoid (kelenjar limpa) yang tersebar di seluruh tubuh.

Leukosit bergerak di seluruh tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah seperti berpatroli, memantau adanya kemungkinan penyerang yang berbahaya.

Ada dua tipe leukosit utama yang bekerja sama untuk mencari dan membunuh organisme atau zat penyebab penyakit, yaitu:

Pertama, Limfosit adalah sel-sel yang membantu tubuh mengingat dan mengenali penyerbu sebelumnya. Limfosit juga membantu menghancurkan penyerbu tersebut. Ada dua macam limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Dihasilkan di sumsum tulang, limfosit akan menetap dan berkembang menjadi sel B, atau berpindah ke kelenjar timus dan berkembang menjadi sel T.

Kedua, Fagosit adalah sel-sel yang memakan penyerbu. Ada berbagai macam sel yang tergolong sebagai fagosit. Setiap jenis fagosit memiliki tugasnya masing-masing. Sebagai contoh, tipe yang paling umum adalah neutrofil, yang bertugas melawan bakteri.

Bagaimana sistem imun bekerja?

Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi.

Pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya.

Begitu dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang selama beberapa waktu, sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali, antibodi sudah tersedia untuk melakukan misinya.

Antibodi juga dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh organisme dan mengaktifkan sekelompok protein yang disebut komplemen. Komplemen adalah bagian dari sistem imun yang membantu membunuh bakteri, virus atau sel-sel yang terinfeksi.

Bersama, semua sel-sel khusus dan bagian sistem imun menghasilkan perlindungan bagi tubuh terhadap penyakit. Proteksi inilah yang disebut imunitas. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Sri Meliyana: Hambat Generasi Emas, Stunting Harus Segera Diatasi!

Bidik.co — Mempersiapkan generasi emas 2045 telah menjadi keniscayaan. Namun, stunting menjadi masalah gizi utama …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.