bidik.co — Di tengah pandemi Covid-19 dan turunnya harga batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA Tbk) masih menunjukkan taringnya, dengan mencatatkan kinerja positif dan berkomitmen penuh untuk terus berkontribusi optimal.
PTBA mencatatkan laba bersih sebanyak Rp 4,06 triliun untuk kinerja 2019, sebanyak 90% dari laba tersebut atau Rp 3,65 triliun dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham perusahaan.
Hal ini merupakan dividen rasio terbesar dalam sejarah PTBA dan juga BUMN atau perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Dalam 3 tahun terakhir, PTBA menyebar dividen di atas 70% dari laba yang diperoleh dengan rincian sebagai berikut: tahun 2019 sebesar Rp 3,65 triliun atau 90% laba bersih sebesar Rp 4,05 triliun, tahun 2018 sebesar Rp 3,76 triliun atau 75% dari laba sebesar Rp 5,02 triliun, dan tahun 2017 sebesar Rp 3,35 triliun atau 75% dari laba Rp 4,47 triliun,” ungkap laman resmi PTBA, Kamis (16/7/2020)
Selain dividen, PTBA juga berkontribusi menyetorkan royalti dan pajak sebesar Rp 4,83 triliun ke negara untuk 2019 lalu.
Perusahaan juga mengucurkan dana pertanggungjawaban sosial dan lingkungan (Corporate Social Responsibility) sebanyak Rp 177,4 miliar pada tahun lalu. Dana disalurkan berupa program kemitraan dan program bina lingkungan.
Tahun ini, tantangan yang dihadapi PTBA lebih besar di tengah pandemi Covid-19 dan terus turunnya harga batu bara.
“Kinerja perusahaan tergerus 20,57% pada kuartal I-2020 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, karena dampak Covid-19 sudah mulai terasa di bulan Maret 2020.
Ini juga disebabkan oleh penurunan Indeks Newcastle sebesar 28% dan ICI-3 sebesar 16% dibandingkan Q1 tahun lalu.
Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, kondisi operasional dan keuangan perusahaan masih positif hingga saat ini, meskipun diterpa pandemi Covid-19. Ia perkirakan kinerja positif ini dapat bertahan hingga akhir tahun.
“PTBA memiliki sejumlah langkah strategis untuk menjaga kinerja di tahun ini, yakni dengan melakukan efisiensi dan perluasan pasar batubara sebagi langkah antisipasi penurunan permintaan di pasar ekspor eksisting,” tutur Arifin.
Terbukti dengan kinerja penjualan ekspor meningkat sekitar 20% hingga semester 1 ini, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pasar ekspor baru di antaranya adalah Thailand, Brunei Darussalam, Bangladesh, Pakistan, Kamboja, Filipina, dan lainnya,” tambah Arifin. (*)