bidik.co — Ribuan jemaat memenuhi Gereja Katedral, Jakarta Pusat untuk melakukan ibadah misa natal. Ibadah pagi ini pun berjalan aman dan lancar.
Pantauan detikcom, Kamis (25/12/2014) sejak pukul 07.00 WIB, jemaat mulai berdatangan ke gereja Katedral, Jakarta Pusat. Penjagaan terlihat cukup ketat di sekitar gereja.
Para jemaat yang hendak masuk ke gereja harus diperiksa barang bawaannya oleh petugas. Misa baru dimulai pukul 07.45 WIB, dipimpin oleh Romo Mariana SJ.
Sementara itu, di luar Katedral arus lalu lintas dari arah Lapangan Banteng menuju Hotel Borobudur terpantau ramai lancar. Terlihat beberapa polisi melakukan pengaturan arus lalu lintas dan mengarahkan jemaat yang menyeberang ke gereja.
Hingga pukul 07.55 WIB, suasana ibadah misa di Gereja Katedral berjalan lancar dan kondusif.
Suster Adriana Tangke Padang yang beribadah di gereja tersebut mengatakan, ibadah berlangsung dalam suasan damai dan lancar. Dia juga mengatakan perhatian pimpinan DKI membuat suasan toleransi di jakarta semakin kental.
“Saya merasa perkembangan untuk tahun ini natal menjadi sangat kental, dan kita sungguh merasa damai dan umat kristiani merasa aman dalam beribadah. Umat kristiani yang merayakan natal yang dijumpai oleh pemimpin DKI Jakarta sungguh memberikan warna sendiri dan kita benar-benar merasakan toleransi. Dan saya merasakan natal tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya,” ucap Kepala Sekolah SMK Reks Mundi.
Rencananya, setelah misa pagi ini, akan berlanjut ibadah misa pontifikal yang dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo padaa pukul 09.00 WIB. Setalah itu berlanjut pukul 11.00 dengan agenda misa natal keluarga dan anak-anak. Natal di Gereja Katedral tahun ini bertemakan “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga”
Sementara itu Umat Kristiani merayakan Natal dengan beragam cara dan tradisi. Di Yogyakarta, di Gereja Hati Kudus Pugeran Jl Bantul Yogyakarta, Misa Natal diiringi dengan tembang dan gamelan Jawa, Rabu(24/12/2014) malam.
Misa dengan tradisi Jawa ini diikuti oleh 2.000 lebih umat kristiani. Khotbah misa juga menggunakan bahasa Jawa. Seluruh petugas pun mengenakan pakaian adat Jawa. Untuk yang laki-laki mengenakan blangkon dan yang perempuan mengenakan baju kebaya. Pada misa ini juga disajikan tarian persembahan yang diiringi dengan tembang dan gamelan Jawa.
Untuk jemaat yang hadir tidak mengenakan pakaian Jawa, tetapi mayoritas mengenakan pakaian warna putih dan batik. Untuk misa tradisi Jawa memang lebih banyak diikuti oleh orang-orang tua yang menyukai tembang dan gamelan Jawa.
“Misa dengan tradisi jawa ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, yang menjadi ciri khas di gereja Pugeran. Tapi untuk jamaatnya bebas, tapi didominasi nuansa warna putih,” kata petugas Pamja keamanan Gereja, Hasta Wening.
Misa di Gereja Pugeran digelar 2 kali, yakni yang tradisi Jawa dan kedua yang menggunakan bahasa Indonesia. Misa dengan bahasa Indonesia digelar malam hari dan banyak diikuti oleh anak-anak muda dan masyarakat umum.
Khotbah misa natal dengan tradisi Jawa ini diisi oleh Romo Fajar kristanto, Pr. Isi khotbah menerangkan tentang keluarga yang memiliki peran sangat penting. Keluarga adalah sebagai mutiara dan semua berawal dari keluarga.
Sementara untuk pengamanan, sejumlah personel polisi melakukan penjagaan di gereja. Selain itu, juga pengamanan dari petugas pengamanan internal Gereja.(*)