depokklik.com — Emansipasi perempuan sudah seharusnya menjadi prioritas Pemerintah dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
“Pembangunan bangsa ini, sudah semestinya mengarusutamakan perempuan untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Karenanya, Pemerintah perlu melaksanakan dengan sungguh-sungguh,” tutur Nuroji dalam Sosialisasi Hasil-hasil Keputusan MPR RI, di Depok, Jumat 22 April 2022.
Jika kita mengingat gerakan emansipasi perempuan melalui pendidikan, sudah dimulai 120 tahun lalu, Kartini dan saudara-saudaranya telah melakukan gebrakan.
“Seratus duapuluh tahun lalu, Raden Adjeng Kartini dan saudara-saudara perempuannya telah mendobrak tradisi patriarkis yang menempatkan perempuan sebagai warga kelas dua,” tutur Nuroji.
Menurut Nuroji, setelah era Kartini, berbagai organisasi perempuan bermunculan bukan hanya untuk membela kepentingan kaum mereka, tetapi untuk bekerja sama dengan berbagai organisasi nasional dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
“Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai merasakan manfaat gerakan emansipasi. Namun, ini bukan berarti gerakan emansipasi dan kesetaraan gender di Indonesia sudah seratus persen berhasil,” jelas Anggota Komisi X (Bidang Pendidikan) DPR RI ini.
Yang cukup menggembirakan, capaian kemajuan yang dialami oleh wanita Indonesia cukup signifikan. “Meningkatnya taraf pendidikan perempuan telah membuka akses kepada perbaikan hidup sekaligus menjamin kontribusi mereka terhadap pembangunan negara,” jelas Nuroji.
Dalam hal ini, putra asli Depok ini melihat dalam beberapa hal, salah satunya, perempuan Indonesia telah mendapat hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. “Data menunjukkan bahwa angka partisipasi murni perempuan dalam pendidikan tinggi melebihi laki-laki,” jelasnya.
Artinya, perempuan telah mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan laki-laki, yang berdampak pada peningkatan kontribusi perempuan dalam berbagai bidang.
Misalnya, saat ini ibu yang akan melahirkan dapat memilih apakah dokter yang membantunya laki-laki atau perempuan karena jumlah tenaga medis perempuan semakin meningkat.
Selanjutnya, masih banyak lagi partisipasi perempuan dalam pembangunan, seperti sosial, ekonomi, dan politik. (is/ir)