bidik.co — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambut baik deklarasi Partai Idaman oleh Raja Dangdut Rhoma Irama, Sabtu (11/7/2015). Anggota Majelis Syuro (MS) PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, PKS sebagai partai yang berbasis Islam tidak terganggu dengan keberadaan Partai Idaman yang juga mengusung ideologi agama yang sama.
“Kami mengucapkan selamat kepada Pak Haji Rhoma, semoga memang menjadi idaman masyarakat. PKS sama sekali tidak terganggu karena masing-masing sudah memiliki market dan track record di mata publik,” ujar Hidayat, Minggu (12/7/2015).
Hidayat mengaku PKS siap bersaing secara sehat dengan partai politik mana pun karena pemilih di Indonesia sudah cerdas. Dia menggarisbawahi pemilih di tanah air yang tidak hanya melihat basis ideologi partai tetapi juga menekankan realisasi janji kampanye dalam setiap pemilu.
“Pemilu sudah berkali-kali diselenggarakan. Dari setiap hasil pemilu terlihat, publik tidak hanya melihat yang dikampanyekan dan yang dijanjikan, tetapi juga yang dilakukan oleh partai tersebut,” tutur Hidayat.
Mantan Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) ini menambahkan, Partai Idaman harus mampu menjawab tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia mencontohkan Indonesia yang tengah menghadapi darurat korupsi, darurat narkoba, dan darurat pornografi sehingga harus segera dicari solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Partai Idalam harus membuktikan solusi bagi persoalan rakyat, harus bisa memberikan harapan baru, track record yang positif karena masalah di Indonesia sangat kompleks,” ujarnya.
Hidayat Nur Wahid mengatakan, Partai Idaman akan sulit berkembang tanpa didukung tokoh masyarakat dan akar ideologi yang kuat.
Menurut Hidayat, sudah banyak contoh partai politik berbasis Islam yang tumbang tanpa sempat merasakan perolehan suara signifikan dalam pemilihan umum di Indonesia.
“Kami memang belum dapat informasi yang utuh terkait tokoh yang berjuang bersama Pak Haji Rhoma. Karena tanpa tokoh dan ideologi, tidak cukup mudah partai untuk bisa berkembang,” kata Hidayat.
Hidayat menjelaskan, keberadaan tokoh dan akar ideologi yang kuat memang tidak hanya dibutuhkan oleh partai berbasis Islam. Tetapi juga oleh semua partai yang ingin ikut dalam pertarungan politik di tingkat nasional.
Ketokohan itu dibutuhkan bukan hanya untuk mendongkrak popularitas partai politik di mata publik, tetapi untuk membantu mendorong tim kerja partai dalam menjawab tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
“Jadi kalau kemudian Pak Haji Rhoma bisa menampilkan tokoh ini pasti bisa bertahan. Tetapi kalau engga cukup menonjol, banyak partai berdiri tapi oleh rakyat tidak dipilih, selesai,” ujar Hidayat.
Pendirian partai politik di Indonesia memang terbilang mudah. Syarat untuk membentuk partai politik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yaitu didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 warga negara yang telah berusia 21 tahun; didaftarkan oleh paling sedikit 50 orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri dengan akta notaris; serta pendirian dan pembentukan partai itu menyertakan 30 persen keterwakilan perempuan.
Rhoma Irama diketahui mendeklarasikan berdirinya Partai Idaman, Sabtu lalu (11/7), di Jakarta. Ikon musik dangdut Indonesia ini sebelumnya memang pernah terjun langsung ke dunia politik ketika masuk dalam bursa calon presiden 2014 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Partai pimpinan Muhaimin Iskandar saat itu menggadang Rhoma sebagai calon presiden untuk mendongkrak perolehan suara partai. Hasilnya, PKB mengantongi 9,04 persen suara dan berhasil duduk di peringkat kelima perolehan suara partai secara nasional versi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat itu, Rhoma disebut-sebut menyumbang 3 persen suara untuk PKB. (*)