Home / Politik / PM Australia Anggap Jokowi Figur Presiden Era Baru

PM Australia Anggap Jokowi Figur Presiden Era Baru

bidik.co — Pelantikan Joko Widodo sebagai presiden baru Indonesia disambut baik masyarakat internasional. Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan Joko Widodo merupakan figur presiden era baru di Indonesia.

Abbott juga memberikan penghormatan kepada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menganggapnya sebagai Presiden hebat.

“Suatu kehormatan bagi saya. Saya rasa ada suatu kebangkitan dan antusiasme dalam menyambut pemerintahan baru. SBY presiden hebat dan Jokowi figur presiden era baru,” kata Abbot saat menghadiri pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Senin (20/10/2014).

Menurut Abbott, Australia akan berupaya kuat menjaga hubungan baik dengan Indonesia. “Saya akan berupaya menciptakan hubungan persahabatan yang lebih lama dan lebih kuat dalam bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan,” kata Abbot.

Abbott memastikan persoalan yang terjadi antara Indonesia dan Australia tidak akan mengganggu hubungan persahabatan antara kedua negara yang telah terjalin sekian lama. Salah satu persoalan yang ia maksud yaitu isu penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap pemerintahan Indonesia beberapa waktu lalu.

“Australia dan Indonesia adalah sahabat yang sangat dekat,” tegas Abbot.

Kedatangan Abbott dalam pelantikan Jokowi-JK juga dilakukan atas inisiatif sendiri sebagaimana tamu kenegaraan lainnya.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengucapkan selamat atas dilantiknya Joko Widodo sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia. Dia menyatakan sosok akrab disapa Jokowi itu inspiratif.

Sembari menyitir bahwa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sudah melakukan kerja keras 10 tahun terakhir, Abbott mengatakan bahwa Jokowi mewakili era baru di Indonesia.

Abbott pun yakin, dengan kepemimpinan Jokowi, hubungan bilateral Indonesia-Australia dapat semakin erat.

“Kehormatan berada di sini, antuasiasme yang positif bagi indonesia. Presiden Yudhoyono adalah presiden yang hebat, (Jokowi) era baru dan figur presiden muda yang baru ini sebagai sahabat kami dari Indonesia. Saya menaruh harapan dan optimisme yang besar,” ujarnya kepada wartawan selepas menghadiri upacara pelantikan di Gedung Kura-Kura, Komplek MPR, Jakarta, Senin (20/10/2014).

Abbott mengaku berupaya menemui Jokowi selama lawatan ke Tanah Air, kendati pertemuan itu belum dijadwalkan. Belum jelas, isu apa saja yang akan dibicarakan keduanya bila bisa digelar pembicaraan empat mata.

Pekan lalu, Jokowi sempat diwawancara eksklusif oleh Fairfax Media. Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan Angkatan Laut Australia agar tidak sembarangan memasuki wilayah laut Indonesia, saat mengirim balik kapal pencari suaka.

“Kami akan kirimkan pesan, bahwa tindakan (pelanggaran wilayah laut) tidak dapat dibenarkan. Kita punya hukum internasional, mari hormati hukum internasional,” kata Jokowi akhir pekan lalu.

Pesan pemimpin baru Indonesia itu terhitung keras, menurut surat kabar Inggris the Guardian. Sepanjang 2013, terjadi lima kali insiden kapal AL Negeri Kanguru memasuki perairan Tanah Air. Isu kapal imigran gelap cukup sensitif terhadap hubungan Indonesia-Australia.

Walau Jokowi menggunakan retorika nasionalisme, Abbott merasa tidak ada ancaman. Dia justru menilai sikap Presiden RI baru ini sebagai ajakan meningkatkan kerjasama.

“Ucapan Pak Jokowi sangat memberi semangat, beliau sosok karismatik dan inspiratif. Saya kira ini peluang bagi Australia untuk memperbarui dan memperkuat hubungan dengan tetangga kita yang penting ini,” kata Abbott.

Australia juga berharap ada peningkatan hubungan ekonomi, selepas Jokowi memimpin. Selama ini, nilai perdagangan kedua negara baru USD 15 miliar, jauh di bawah potensinya. Padahal Indonesia dengan 250 juta penduduk, bakal menjadi kekuatan ekonomi dunia dua dekade mendatang.

“Indonesia adalah tetangga kami yang sangat penting karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, negara dengan demokrasi terbesar ke-3 di dunia, dan akan muncul sebagai negara adidaya di Asia,” imbuh politikus Partai Konservatif itu.

Selain Australia, Belanda mengirimkan perwakilan menteri dan bukan duta besarnya, yaitu Menteri Negara Belanda Herman Tjeenk Wilink. “Belanda ingin terus mengembangkan hubungan yang sangat baik dan lebih luas selama masa jabatan Presiden Jokowi,” tulis rilis dari Kedutaan Belanda. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.