bidik.co — Kritik keras disampaikan Presiden Jokowi ke orang-orang yang berpikiran kuno soal lembaga-lembaga keuangan dunia. Jokowi bahkan menyebut pemikiran masalah ekonomi hanya bisa diselesaikan Bank Dunia, ADB, dan IMF harus dibuang.
“Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF (Dana Moneter Internasional), dan ADB (Bank Pembangunan Asia) adalah pandangan usang yang perlu dibuang,” tegas Jokowi dalam sambutannya di acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA), di Jakarta Convention Center, Rabu (22/4/2015).
Jokowi menyampaikan pidato dalam pembukaan di puncak peringatan KAA dengan bahasa Indonesia. Pidato Jokowi sebelumnya juga meminta agar PBB direformasi serta kemerdekaan Palestina didukung.
“Kita mendesak reformasi arsitektur keuangan dunia, menghilangkan dominasi kelompok negara atas negara lain,” katanya.
Jokowi menilai tatanan ekonomi dunia seperti sekarang masih penuh ketidakadilan. Negara-negara kaya seakan punya posisi yang lebih superior dan menentukan perekonomian global.
“Terpampang di hadapan kita, ada 20 negara kaya. Sementara 1,2 miliar jiwa tidak berdaya dalam kemiskinan. Dunia yang kita warisi saat ini sarat dengan ketidakadilan, kesenjangan,” ucap Jokowi.
Menanggapi pidato Presiden Jokowi, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memuji pidato mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Pidato Jokowi penuh percaya diri, tajam, tidak bertele-tele dan mengembalikan audiens dan pendengar semua kepala negara pada memori lama perlunya negara Asia-Afrika bangkit dan miliki confident (kepercayaan) yang baik untuk menuhi persoalan dunia yang masih banyak masalah,” kata Fahri di Nusantara III, komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Politisi PKS itu pun melihat dengan pidato Jokowi mengisyaratkan kesiapan Indonesia untuk terlibat dalam kancah hubungan global. Menurutnya, pidato Jokowi juga akan menjadi pesan kepada kepala-kelapa negara yang hadir dalam KAA.
“Oleh karena itu kesiapan Indonesia siap menjadi bagian penting dan mudah-mudahan pesannya sampai dan bergulir sehingga Indonesia masih jadi pemain dalam global,” tuturnya. (*)