bidik.co – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbagi cerita tentang rencananya setelah kelak tak lagi menjadi presiden. Dalam peluncuran buku SBY dan Kebebasan Pers, Presiden menyebutkan ada rencana masa depannya yang tak jauh-jauh pula dari pers.
“Ada yang tanya setelah tak lagi jadi presiden saya mau apa. Ini tidak mudah. Saya terus berdiskusi dengan Bu Ani,” kata Presiden Yudhoyono, Jumat (5/9/2014) malam. “Kadang-kadang, ingin buka nasi goreng, (atau) berkebun. Mungkin setelah jeda saya juga akan menulis kolom.”
SBY mengaku mendapat banyak tawaran agar tetap eksis. Beberapa di antaranya, sebut dia, berasal dari pemimpin di luar negeri. Namun, dia mengaku masih mempertimbangkan tawaran-tawaran itu. “Yang pasti, insya Allah saya masih menjadi rakyat Indonesia,” kata dia.
Pada akhir sambutannya, Presiden SBY pun menitipkan pesan kepada kalangan pers. Dia menilai kritik boleh saja dilakukan terhadap siapa pun pemimpin Indonesia. Namun, dia mengingatkan agar pers jangan sampai membenci seorang pemimpin.
“Jangan pernah membenci pemimpin yang akan datang karena pemimpin kita apa pun keterbatasannya ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa. Kadang-kadang ada badai hujan, panas, terik, tetapi dia terus bekerja untuk memberikan yang terbaik,” tutur SBY.
SBY juga mengatakan bahwa semua pemimpin khususnya di negeri ini sebenarnya ingin berbuat yang terbaik bagi kelangsungan hidup rakyatnya. Meskipun, menurutnya dalam kondisi yang sangat sulit.
Sekali lagi, Presiden ke-6 RI itu menegaskan agar rakyat kritis pada pemerintahan mendatang asal tidak dengan membenci pemimpin bangsa ini karena pemimpin juga bagian dari bangsa Indonesia.
“Karena pemimpin kita dengan segala keterbatasannya, ingin membuat yang baik untuk bangsanya. Kadang di posisi tidak mudah, angin kencang badai datang. Tapi itu kritik lah tapi jangan membencinya, karena pemimpin itu sama seperti lainnya, dan saya yaitu bagian rakyat Indonesia,” tandas SBY. (if)