bidik.co --- Rumah Sakit (RS) Vertikal atau Rumah Sakit Nasional menjadi kunci penting dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Karena sebagai rumah sakit yang berada di bawah kelola Kementerian Kesehatan, RS Vertikal memiliki sumber daya manusia (SDM) yang lengkap, fasilitas yang memadai, menjadi rumah sakit pendidikan dan sekaligus menjadi rumah sakit rujukan. Karena itu, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Sri Meliyana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI di Gedung DPR RI, Rabu 11 Desember 2019, meminta kepada Kementeria Kesehatan RI untuk mensupport Rumah Sakit Vertikal agar menerima dan melayani masyarakat. “Dalam akreditasi Rumah Sakit Vertikal yang perlu diperhatikan adalah apa dan bagaimana support (dukungan) Kementrian Kesehatan RI dalam mengakomodir akreditasi rumah-sakit rumah sakit-nasional, agar siap menerima dan melayani masyarakat,” tutur Sri Meliyana. Selanjutnya Anggota Dewan yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan II ini mengingatkan bahwa semestinya rumah sakit nasional mengarahkan masyarakat yang sakit dirujuk di rumah sakit nasional, bukan di luar negeri. “Seharusnya rumah sakit vertikal menjadi rumah sakit rujukan nasional, dan orang sakit di negeri ini tidak lari ke luar negeri,” pintanya. Selain Sri Meliyana merasa heran, mengapa banyak rumah sakit yang masih berhutang. Dan semestinya dicari penyebabnya sekaligus jalan keluarnya. “Saya merasa heran, mengapa banyaknya rumah sakit yang berhutang, penyebabnya harus di cari. Berhutang karena apa? Jika karena berhutang ini meminjam ke bank dan berhutang lagi, hal itu sama saja gali lubang tutup lubang,” tuturnya. Karena itu, Legislator asal Kabupaten Lahat ini menyarankan agar direktur rumah-sakit rumah-sakit vertikal untuk segera merapikan sarana prasaana rumah-sakit dan sumber daya manusianya, “Yang perlu dilakukan, direktur rumah-sakit rumah-sakit vertikal perlu segera merapikan sarana prasaana rumah-sakit dan sumber daya manusianya,” pungkasnya mengingatkan. (una/is)