bidik.co — Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil penelitian yang menyebut Hatta Rajasa kembali diunggulkan menjadi calon ketum PAN periode 2015-2020. Mantan Menko Perekonomian itu memperoleh elektabilitas tertinggi sebesar 35,6 persen.
Elektabilitas Hatta jauh mengungguli pesaingnya di bursa ketum, Ketua MPR Zulkifli Hasan. Sementara itu, sosok Amien Rais dinilai Direktur Riset LSI Hendro Prasetyo masih berpengaruh kuat baik pososinya di dalam partai maupun di masyarakat.
“Pak Amien masih cukup dicintai para pemilihnya dengan perolehan suara 17,6 persen. Tapi yang tidak jawab juga cukup tinggi yakni 35,3 persen tidak tahu suaranya ke mana,” ujar Hendro dalam diskusi publik LSI yang mengambil tema ‘Partai Politik di Mata Publik, Evaluasi atas Kinerja Partai dan Regenerasi Politik’ di kantornya, Jl Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/1/2015).
Terbukti posisi kedua diduduki Amien Rais (17,6%), Bima Arya Sugiarto (3,5%), Zulkifli Hasan (3,2%), Drajad Wibowo (2,6%), Taufik Kurniawan (1,4%), Hanafi Rais (0,8%), lainnya (0,1%) dan tidak menjawab (35,3%). Meski demikian, sosok Hatta Rajasa dinilai publik berhasil memimpin partai.
Tidak heran, sebanyak 45 persen publik menganggap Hatta Rajasa masih layak untuk mencalonkan diri kembali sebagai ketua umum. Sedangkan 41 persen lainnya menilai sebaiknya Hatta tidak maju lagi dalam kontestasi politik berlogo matahari terbit itu dan sebesar 14 persen memilih tidak menjawab.
Diunggulkannya Hatta Rajasa untuk memimpin kembali menjadi Ketua Umum PAN oleh Lembaga Survei Indonesia mendapat tanggapan dari pesaingnya Zulkifli Hasan.
“Tidak ada persaingan. Jadi, kita sambut gembira. Saya dan Bang Hatta itu seperti saudara, seperti abang adik,” katanya di kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Selasa (27/1/2015).
Zulkifli menyebut di tingkat internal PAN tidak ada perpecahan antara kubu yang pro dirinya ataupun Hatta Rajasa. Soal dukungan dari daerah, Zulkifli juga menyerahkan kembali pilihan itu kepada pengurus daerah masing-masing.
“Mengalir saja, mana yang mendukung saya. Bebas, terserah nurani masing-masing,” kata mantan Menteri Kehutanan itu.
Terkait kunjungan ke Papua hari ini yang disebut dalam rangka mencari dukungan suara daerah, Zulkifli hanya tertawa.
“Hahaha, sudah, makasih ya. Sudah cukup, cukup. Kalau itu jangan banyak, banyak. Saya kan di sini Ketua MPR ya, tanya itu jangan banyak-banyak,” sebutnya.
Sebelumnya Zulkifli Hasan mengatakan, tidak ada dalam sejarah PAN dipimpin orang yang sama dua kali.
“Saya membawa visi Revitalisasi-Regenerasi, maka dari itu kalau saya terpilih nanti saya akan menjabat satu kali saja. Tidak ada sejarah PAN dipimpin orang yang sama dua kali,” kata Zul di rumah dinasnya, Kompleks Widya Chandra IV No 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/1/2015).
PAN disebutnya sebagai partai yang menjunjung demokrasi, sehingga tidak mengenal status quo. Dia juga berjanji tidak akan memanfaatkan PAN sebagai kendaraan politik untuk mencapreskan diri pada periode Pemilu lima tahun mendatang.
“Nantinya saya akan menggelar konvensi di PAN. Jadi siapa pun mau maju, silakan. Konvensi kami juga tidak dipungut biaya. Jadi orang yang mau mencalonkan diri tak perlu bayar apa-apa, biar mekanisme partai yang berjalan,” ucap Zulkifli.
Alasan dirinya ingin mencalonkan diri sebagai ketum PAN adalah karena merasa telah dibesarkan oleh partai berlambang matahari itu. Dia pun bercerita ketika masih merintis karir sebagai pedagang hingga terjun ke dunia politik.
Lewat PAN, dirinya pernah menjabat sebagai anggota DPR RI. “Lalu jadi menteri juga sudah, sekarang jadi Ketua MPR. Jadi saya pikir saya harus mengabdikan diri ke partai,” kata dia.
Zul mengklaim bahwa telah mendapat dukungan yang mengalir dari kader daerah. Maka dari itu dia semakin siap untuk melangkah menuju PAN-1.
Mengenai kepengurusan daerah, menurutnya, nantinya pengurus daerah yang menentukan kader untuk mengikuti Pilkada. Pengurus daerah pula yang menentukan kader yang akan menjadi caleg DPRD. (*)