bidik.co — Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (Sekjen PPP) Syaifullah Tamliha mengungkap adanya SMS Romahurmuziy (Romi) ke Suryadharma Ali meminta kursi pimpinan DPR dan Ketum PPP. Suryadharma mengonfirmasi keterangan Tamliha. Namun permintaan itu bukan melalui SMS, melainkan disampaikan langsung.
“Bukan SMS, tapi meminta langsung datang ke rumah. Saya lupa kapan tepatnya datang. Menyatakan ingin Wakil Ketua DPR dan Ketua Umum DPP PPP. Beliau minta restu saya,” kata Suryadharma Ali, Rabu (17/9/2014).
Suryadharma tak mengiyakan permintaan Romi. Secara halus, dia mempersilakan Romi bersaing dengan para tokoh PPP lain. Sedangkan soal kursi wakil ketua DPR, Suryadharma tak menjawab.
“Saya menjawab begini, yang menginginkan maju sebagai caketum PPP itu banyak. Itu hak mereka. Soal kursi wakil ketua DPR saya tidak menjawab, karena masih banyak senior yang lain yang lebih pantas,” tutur mantan Menteri Agama itu.
Sebelumnya, Syaifullah Tamliha menyebut Romi pernah mengirim SMS ke Ketua Umum Suryadharma Ali untuk meminta kursi Pimpinan DPR. Romi telah menjawab tudingan Tamliha. Dia meminta SMS itu dibuktikan. Keterangan Suryadharma ini meluruskan pernyataan Tamliha.
Sementara itu berkaitan dengan pemecatan Suryadharma Ali dari posisi Ketum PPP lewat rapat harian yang dimotori oleh Romahurmuziy (Romi), Suryadharma mengaku tak sakit hati kepada Romi.
“Dia sudah seperti anak saya, sekurang-kurangnya seperti adik. Orang yang saya bina,” kata Suryadharma, Rabu (17/9/2014).
Hubungan Suryadharma dan Romi memang sangat dekat di masa lalu. Namun hubungan keduanya memburuk usai Pileg 2014, dan makin buruk usai Pilpres 2014. Puncak dari buruknya hubungan keduanya adalah pemecatan terhadap Surya. Meski demikian, eks Menteri Agama itu tak merasa sakit hati.
Dia mengaku tak memiliki dendam kepada Romi. Perseteruannya dengan Ketua Komisi IV DPR itu hanya karena partai, bukan soal dendam pribadi.
“Nggak boleh sakit hati. Saya punya kewajiban untuk menempatkan PPP pada posisi yang sebaik-baiknya, tidak begini,” ujarnya. (ai)