bidik.co — Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI, Teguh Juwarno, mengatakan hingga saat ini belum ada pembahasan di internal partai untuk mengubah arah koalisi. PAN menurutnya tetap bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2014.
Teguh mengaku tidak tahu adanya sinyal partai ini untuk pindah haluan mendukung koalisi Jokowi-Jusuf Kalla. Menurut Teguh, jika hal ini benar harus diputuskan di forum resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
“Saya belum tahu, tapi kalau sampai ada keputusan bergabung dengan Jokowi itu harus ada keputusan di forum seperti Rakernas. Tapi sampai saat ini saya belum mendapat informasi itu akan diadakan, apakah itu Rakernas atau Kongres 2015,” ujar Teguh di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Namun Teguh menyatakan partainya tidak menutup kemungkinan untuk mengubah arah koalisi partai. Saat memutuskan mendukung Prabowo-Hatta menurutnya PAN memutuskannya melalui forum Rakernas.
“Dalam politik apa yang nggak mungkin ya. Tapi yang saya lihat dari Ketua Umum Hatta Rajasa semua sinyalnya masih tetap konsisten,” jelasnya.
Hal ini, kata Teguh, serupa dengan putusan PAN untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang juga diputuskan pada forum Rakernas. “Ketika kita bergabung ke Prabowo kan melalui forum Rakernas,” katanya.
Menurut Teguh, kemungkinan adanya komunikasi antara petinggi partai PAN dan koalisi Jokowi-JK bisa saja terjadi. Namun ia yakin keputusan untuk berpindah haluan tidak akan diambil begitu saja dalam ruang komunikasi tersebut.
“Jadi begini, komunikasinya sudah, kemudian nanti penegasannya melalui forum Rakernas ya itu mungkin saja. Tapi harus ada itu, kalau tidak akan diprotes oleh kader-kader dibawah, karena ketika kita memutuskan bergabung itu harus melalui forum,” tegasnya.
Namun hingga kini, ia menilai sinyal dari Ketua Umum PAN Hatta Rajasa masih akan tetap konsisten bersama koalisi merah putih. Teguh mengakui posisi PAN untuk berpindah haluan memang dilematis. Mengingat di koalisi merah putih PAN merupakan “pengantin” yang membuat pilihan untuk berpindah menjadi sulit.
“Justru yang harus dilihat disini kan posisi PAN sebagai pengantin. Kita punya pengantin, maka kalau dihitung ya mestinya pilihannya menjadi lebih sulit buat PAN,” katanya.
Meski demikian, Teguh mengatakan jika kongres PAN 2015 menghendaki PAN bergabung dengan pemerintahan yang baru, hal tersebut masih dimungkinkan mengingat kongres sebagai forum tertinggi dalam partai ini.
“Nah kan masih ada waktu dari putusan MK hari ini sampai pelantikan Oktober kan masih panjang jadi ceritanya masih samar-samar,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengatakan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional kemungkinan akan merapat ke kubu mereka. Jokowi berharap bergabungnya dua partai menjadikan semua program-programnya yang dituangkan dalam visi misi pada saat kampanye bisa terakomodir seluruhnya. (ai)