Home / Politik / Terlalu Percaya DPD, Koalisi Indonesia Hebat “Kecolongan”

Terlalu Percaya DPD, Koalisi Indonesia Hebat “Kecolongan”

bidik.co — Meski ‎bisa menerima dengan lapang dada kemenangan Koalisi Merah Putih dalam pemilihan Pimpinan MPR, namun pihak Koalisi Indonesia Hebat pendukung Jokowi-JK menyatakan kekalahan ini karena pihaknya terlalu percaya dengan DPD sehingga “kecolongan”.

“Kami terlalu mempercayai DPD dengan logika kami bahwa mereka tidak‎ akan lari banyak (ke Paket Calon Pimpinan MPR lainnya). Itu kekhilafan kita,” kata Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Karding menilai DPD tak solid mendukung paket calon Pimpinan MPR Koalisi Indonesia Hebat. Terbukti, paket usungan koalisi ini kalah.

“‎Ada beberapa faktor, karena rata-rata anggota DPD ini orang-orang partai, jadi masih ikut garis komando partainya,” kata Karding.

Kedua, sebab kekalahan Koalisi Indonesia Hebat kali ini, diakibatkan oleh pengawalan tim lobi yang kurang maksimum. “Pengawalan man to man-nya kurang maksimum. Dari logika, orang DPD ini paling pengin jadi ketua MPR, bisa jadi ada faktor X,” tutur Karding.‎

Kembali apes Koalisi Indonesia Hebat (KIH), karena kalah lagi di parlemen oleh KMP. Meski sudah mendapat tambahan kekuatan dari DPD dan PPP, mengapa Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tetap keok di perebutan kursi pimpinan MPR?

Peta suara dari jumlah kehadiran anggota MPR di paripurna pemilihan dapat menjadi panduan untuk melihatnya. Data awal, ada 680 anggota MPR yang akan memberikan suaranya. Namun pada praktiknya, ada dua anggota MPR yang tak muncul ketika dipanggil untuk memberikan suara. Sehingga total anggota MPR yang memberikan suara berjumlah 678.

Berikut data anggota MPR yang hadir dan memberikan suara di paripurna:

PDIP 106 anggota hadir dari total 106 anggota
Golkar 87 dari 90
Gerindra 73 dari 73
Demokrat 58 dari 61
PAN 48 dari 48
PKB 47 dari 47
PKS 40 dari 40
PPP 38 dari 39
NasDem 36 dari 36
Hanura 16 dari 16
DPD 129 dari 130

Dari data jumlah kehadiran itu, maka kekuatan KIH yang terdiri dari PDIP, PKB, NasDem, Hanura, plus PPP adalah 243 suara. Sedangkan kekuatan KMP yang berisi Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS, yaitu 306 suara. KMP masih unggul jauh dari KIH.

Penentu kemenangan adalah suara DPD yang sebanyak 129 suara. Ke mana suara DPD diberikan? Apakah solid ke Oesman Sapta yang diusung KIH jadi calon ketua MPR?

Perlu dipetakan suara DPD, mungkin bisa dilihat ke voting pemilihan calon pimpinan MPR yang dimenangi Oesman Sapta. Dalam voting yang digelar pada Senin (6/10/2014) lalu, Oesman mengantongi 67 dari total 122 suara. Sisa 52 suara terbagi ke anggota DPD lain, yaitu ke Asmawati (7 suara), Abdul Gafar Usman (3), Hudani Rani (2), AM Fatwa (14), Ahmad Muqowam (14), John Peris (5), Hana Hasanah Fadel (5), dan Ajiep Padindang (2). Selebihnya, abstain 2 suara dan tidak sah satu suara.

Dari voting ini terlihat bahwa dukungan untuk Oesman Sapta tak solid. Ada juga dukungan ke anggota DPD lain, yang beberapa di antaranya adalah eks elite parpol anggota KMP, seperti AM Fatwa yang mantan pengurus PAN dan Ahmad Muqowam yang pernah menjadi petinggi PPP.

Ketidaksolidan DPD juga terlihat di paripurna. Saat Ketua Kelompok DPD untuk MPR, Bambang Sadono, mengumumkan bahwa DPD mengajukan paket pimpinan yang sama dengan KIH, beberapa anggota DPD protes.

Namun Ketua DPD Irman Gusman tak mau anggotanya disebut tak solid. Menurut Irman, 85% suara DPD terkondisikan ke salah satu paket.

“Perbedaannya kecil sekali, jadi relatif solid. Jadi kalau kita lihat ketat sekali, jadi nggak bisa dibilang lari. Hampir 85 persen suara terkondisikan,” kata Irman dalam wawancara di depan ruang paripurna MPR Rabu (8/10/2014) pagi ini.

Senada dengan Irman, anggota DPD Gede Pasek Suardika menyebut DPD cukup solid di pemilihan pimpinan MPR. Sulit untuk mengontrol 100% anggota DPD, sebab mereka tak terikat partai. Menurut Pasek, suara DPD sudah bisa membuat selisih kekalahan KIH atas KMP menjadi lebih tipis.

“Suara DPD tidak pecah. Selisih 17 suara. Kalau tidak ada DPD selisih bisa besar. 60 suara,” kata Pasek.

Seperti diketahui paket pimpinan MPR yang diusung KIH kalah tipis dari paket yang diusung KMP. Paket A, yang diusung KIH, mendapat 330 suara. Kalah tipis dari Paket B yang mendapat 347 suara.

Dari hasil itu, maka MPR 2014-2019 adalah dipimpin oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan dan empat wakilnya, EE Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, Mahyuddin, dan Oesman Sapta. (ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Nuroji: Pilkada Harus Jadi Ajang Pendidikan Politik Bagi Masyarakat

Bidik.co— Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 bakal digelar pada November 2024. Pilkada yang terdiri …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.