Home / Politik / Tokoh Anggap Ahok Lupakan Falfasah Tionghoa

Tokoh Anggap Ahok Lupakan Falfasah Tionghoa

bidik.co — Tokoh Tionghoa yang juga Mantan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Bambang Sungkono menilai keputusan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok keluar dari Partai Gerindra telah melupakan falsafah warga masyarakat Tionghoa.

“Para leluhur masyarakat Tionghoa mengajarkan bahwa kita jangan menjadi seperti kacang lupa akan kulitnya,” kata Bambang Sungkono yang merupakan tokoh, wakil warga Tionghoa di DPP PKB pada era KH Abdurrahman Wahid melalui keterangan persnya di Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Selanjutnya Bambang menjelaskan, Ahok terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada pemilu kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta tahun 2012 karena diusung oleh Partai Gerindra.

Namun saat ini, kata dia, sebelum menyelesaikan masa tugasnya, Ahok mengundurkan diri dari Partai Gerindra.

“Keputusan Ahok mundur dari anggota Partai Gerindra, menuai pro-kontra di masyarakat,” katanya.

Bambang menjelaskan, ada empat prinsip yang harus menjadi komitmen dalam kehidupan manusia.
Pertama, Lie artinya harus sopan santun. Kedua, Ie artinya harus ingat budi dan ksatria. Ketiga, Li-En adalah hidup sederhana dan tidak korupsi. Kemudian keempat, adalah Che, artinya tahu malu.

Menurut pengusaha otomotif yang akrab dipanggil Akwet ini, dalam konteks ini, Ahok tidak menjalankan Ie.

Ia mencontohkan, pada saat kampanye pemilu presiden, Ahok tidak terlihat berupaya “all out” untuk memenangkan Capres dari partai yang mengusungnya pada Pilkada lalu.

Berbeda dengan Ganjar Pranowo, kata dia, yang berjuang habis-habisan memenangkan Jokowi atau Ahmad Heryawan yang “all out” memperjuangkan Prabowo di Jawa Barat.

“Saya yakin Partai Gerindra pada Pilkada Provinsi DKI Jakarta lalu mengusung Ahok dengan tulus. Gerindra saat itu melihat sosok Ahok adalah putera Tionghoa yang baik serta idealis,” ujarnya.

Menurut Bambang, selama memimpin DKI Jakarta sebagai Wakil Gubernur, tindakan dan ucapan Ahok dinilai kurang memiliki Lie yaitu sopan santun dan tata krama.

Bambang menambahkan, warga Tionghoa di Indonesia, khususnya di Jakarta, sangat bangga Ahok mendapat kepercayaan masyarakat dari berbagai suku dan etnis di Jakarta untuk mendampingi Gubernur Joko Widodo.

“Namun jangan sampai perilaku Ahok selama ini dianggap sebagai cermin warga Tionghoa pada umumnya,” katanya.(ai)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Pilkada Harus Jadi Persemaian Demokrasi di Indonesia

Bidik.co — Bulan November 2024, rakyat Indonesia masih harus memenuhi hak dan kewajiban politiknya untuk …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.