bidik.co — Ucapan Presiden adalah “sabdo pandito ratu” atau ucapan seseorang yang bijaksana, mumpuni dan dihormati. Karena itu Presiden harus konsisten dengan ucapannya. Jangan mencla mencle, hari ini ngomong lain, besok lain lagi.
“Kalau itu terjadi, lama kelamaan kewibawaan Presiden akan terkikis dan akhirnya pupus,” jelas mantan Menteri Sekretaris Negara, Prof. Yusril Ihza Mahendera dalam pesan singkat, Senin (1/12/2014).
Karena itu dia menyarankan Presiden Joko Widodo perlu mengangkat seorang juru bicara agar komunikasi publik pemerintahan berjalan lancar, penjelasan pemerintah satu dan tidak simpang siur. Jubir itu bisa Mensesneg atau Menteri Komunikasi dan Informatika.
“Setiap selesai sidang kabinet, paripurna maupun terbatas, atau setiap presiden selesai terima tamu penting harus ada penjelasan ke publik,” jelasnya.
Menurutnya, sikap dan kebijakan presiden yang sudah diucapkan atau diputuskan bisa saja berubah karena situasi berubah. Tidak masalah ada perubahan, asal perubahan sikap dan keputusan itu dijelaskan sebab musababnya.
“Rakyat akan maklum setelah dijelaskan. Yang menjelaskan itu bisa Presiden langsung atau Mensesneg atau Menkominfo agar tidak simpang siur,” ungkap dia.
Bahkan, bagi Yusril, sehabis sidang kabinet, jika perlu Pemerintah membayar waktu siaran TV swasta, kira-kira setengah jam untuk menjelaskan isi rapat Kabinet. Agar rakyat tahu apa yang dikerjakan dan direncanakan pemerintah dan dalam rangka menjamin keakuratan informasi.
“Dalam memberi penjelasan pemerintah harus bersikap lugas, jangan menyembunyikan sesuatu apalagi menutup-nutupi kesalahan dengan bahasa tidak jelas. Pemerintah yang jujur dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan akan dicintai rakyat dan bertahan lama,” tandasnya.
Hal itu dapat dilihat pada penilaian masyarakat bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah berbohong dengan mengatakan jika Indonesia membeli minyak mentah dari Angola akan mendapat diskon USD 15 per barel.
“Dari surat terakhir kesepakatan itu, Angola mematok harga minyaknya sama dengan harga minyak pasaran internasional,” beber peneliti Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi dalam diskusi bertema ‘Prospek Migas Nasional di Bawah Direksi Baru Pertamina’ yang digelar di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta, Minggu (30/11/2014).
Ucok menantang Presiden Jokowi untuk beli minyak mentah sebanyak-banyaknya bila memang mendapat diskon dari negara di benua Afrika tersebut.
Menurut Uchok, kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Angola telah terjalin, tentunya hal itu akan dimanfaatkan oleh mafia migas guna meraih keuntungan.
“Kalau benar diskon beli dong minyak yang banyak, terus disimpan di kilang-kilang minyak internasional,” jelasnya.
Senada, pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menambahkan bahwa pemerintah harus hati-hati terkait kerja sama yang belum pasti terjadi. Pasalnya, hal itu bisa menjadi pembohongan publik.
“Menteri Sudirman Said (ESDM) dan Rini Soemarno (BUMN) harus hati-hati mengatakan kerja sama minyak ke masyarakat sebelum ada kepastian legal. Sebaiknya jangan dibuka ke publik dulu,” ujarnya.
Menurutnya, apabila pernyataan pemerintah tidak sesuai dengan fakta, maka masyarakat akan menilai adanya kebohongan publik. Padahal, itu hanya bagian dari pencitraan
“Sebagai ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) Faisal Basri harus berani usut pembohongan publik yang dilakukan Menteri ESDM dan Rini soemarno. Termasuk keterlibatan Surya Paloh dalam jaringan mafia migas,” tegas Karyono.
Untuk diketahui, respons teknis Sonangol Asia pada 20 November 2014 menjawab surat PT Pertamina per 18 November mengenai Counter To The Proposed Contractual Volume 2015 mengungkapkan bahwa Senangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon USD 15 per barel tidak dapat diberikan. Lantaran, masih mengacu kepada normal market price.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sebagai perantara utama kerja sama Sonangol melalui pengusaha China, Sam Pa, begitu juga Rini Soemarno dan Sudirman Said menyatakan harga impor minyak mentah dari Sonangol lebih murah USD 15 per barel dari market price. Sehingga, terjadi penghematan hingga 25 persen untuk impor crude oil Indonesia. (*)