bidik.co — Kapolda Bali Irjen Benny Mokalu memastikan kondisi Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang digelar di Ball Room Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, aman terkendali. Meski sempat terjadi kericuhan dan pengeroyokan antarkader Golkar sendiri, namun sudah bisa dikendalikan sehingga tak mengganggu acara.
“Tidak mempengaruhi (keamanan). Di sini ada aturan, ada panitia, keamanan internal,” kata Benny saat dimintai tanggapan tentang adu jotos antardua kader tersebut ketika meninjau situasi di dalam lokasi Munas.
Suasana Munas Golkar memang Bali sempat diwarnai keributan. Penyebabnya, antarkader partai berlambang beringin itu saling berebut makanan di sela-sela acara Munas mau dimulai.
Hal itu terjadi ketika para peserta Munas sedang fokus ke acara pembukaan di dalam gedung, Minggu (30/11/2014) malam. Sementara kader lain di tempat hidangan makanan ricuh. Bahkan salah satu di antaranya sempat dikeroyok karena memicu keributan.
Kejadian itu berlangsung cepat. Mulanya terdengar pecahan piring dan gelas, disusul adu mulut hingga berujung pemukulan. Belum diketahui pasti apa sebenarnya pemicu keributan. Namun menurut sejumlah kader lain, korban pemukulan emosi ditegur kader lain karena mengambil makanan terlalu banyak.
Selain dihajar di lobi gedung, korban yang diketahui berasal dari Papua itu mendapat tindakan makin brutal saat dibawa ke luar gedung tempat Munas. Bahkan sisa darah masih berceceran di lantai. Untung ada polisi yang kemudian meredam situasi.
Mabes Polri dan Polda Bali sendiri telah menurunkan 451 anggota keamanan gabungan, didukung anggota Kodam Udayana dan unsur TNI lainnya untuk mengamankan Munas IX Partai Golkar.
Kapolda Bali, Irjen Benny Mokalu bahkan menjamin Munas di Ball Room Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, yang dibuka Minggu malam (30/11/2014) akan aman-aman saja. Apalagi, pengamanan Lokasi Munas pun berlapis. Ada lima lapis pengamanan yang diterapkan saat memasuki lokasi Munas.
Demikian disampaikan Sekretaris Panitia Munas Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya.
Makanya, beberapa jam sebelum Partai Golkar resmi menggelar Munas IX pihak keamanan setempat memastikan suasana sangat kondusif.
“Karena itu, jika Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno punya informasi tentang potensi ancaman, informasi itu hendaknya bisa diteruskan ke aparat keamanan Bali,” tegasnya.
Kendati demikian, sambungnya, Panitia Munas tetap berharap adanya kerja sama dari Menko Polhukam yang juga memiliki informasi intelijen tentang potensi ancaman.
“Saya menggarisbawahi pernyataan Menko Polhukam pada Jumat (28/11/2014) di Istana Bogor. Saat itu, Menko Polhukam mengaku punya informasi dari Badan Intelijen Negara (BIN) tentang potensi ancaman, sehingga dia tidak merekomendasikan Munas Golkar di Bali. Apalagi, Menko Polhukam juga menggunakan ungkapan ‘ada lubang’,” ungkap Bambang mengingatkan.
Sebagai panitia Munas, anggota DPR RI ini berharap Menko Polhukam mau berbagi informasi dengan semua unsur keamanan di Bali.
“Atau kalau itu hanya bentuk intervensi, kami imbau Menko Polhukam tidak lagi mengulangi kesalahan tersebut yang dapat dikategorikan sebagai teror politik bagi partai politik,” demikian Bambang. (*)