bidik.co – Meskipun rekomendasi Musyawarah Nasional Partai Golkar menetapkan Munas Partai Golkar dijadwalkan pada Oktober 2015, mayoritas Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar bisa mengubahnya menjadi Oktober 2014 jika dua pertiga pimpinan DPD Partai Golkar ingin mempercepatnya. Sebab, pimpinan DPD Partai Golkar memiliki hak suara untuk mengubah keputusan munas.
“Saya yakin percepatan Munas Partai Golkar dapat dilakukan sebelum presiden dan wakil presiden terpilih dilantik pada 20 Oktober mendatang,” kata politikus senior Partai Golkar yang juga Koordinator Eksponen Keluarga Besar Ormas Tri Karya Golkar Zainal Bintang , Jumat (1/8/2017), di Jakarta.
Keyakinan Zainal didasarkan pada mayoritas DPD Partai Golkar dan kader partai berlambang beringin itu menginginkan Partai Golkar berubah dan menjadi lebih baik setelah terbentuknya pemerintahan baru yang dipimpin presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Minimal 22 DPD Partai Golkar meminta Munas Golkar dipercepat. Ya, munas pun pasti digelar antara akhir September atau awal Oktober,” kata Zainal.
Peluang perubahan sikap, menurut Zainal, didasari sejumlah alasan. ”Partai Golkar gagal mencapai target suara 35 persen dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu. Berikutnya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang diputuskan sebagai calon presiden boro-boro maju sebagai kandidat, jadi calon wapres pun tidak. Eh, malah mendukung capres dari partai lain. Kalah pula. Nah, inilah yang mendorong kader dan mayoritas pimpinan DPD akan meminta munas dipercepat,” tutur salah seorang calon ketua umum Partai Golkar yang dicalonkan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ini.
Menurut Zainal, dengan munas dipercepat yang didahului sebelumnya dengan rapat pimpinan nasional (rapimnas) antara DPP Partai Golkar dan seluruh DPD Partai Golkar, Munas Partai Golkar yang dipercepat akan dirumuskan. ”Jadi, nanti DPP Partai Golkar yang baru akan menentukan sikap dengan pemerintah baru Jokowi-JK,” katanya. (ai)