Home / Politik / Baku Tembak Antara Polisi dan TNI di Batam

Baku Tembak Antara Polisi dan TNI di Batam

bidik.co – Bentrok antar aparat pecah di Batam, Kepulauan Riau pada Minggu (21/9/2014) malam. Sempat terjadi baku tembak antara anggota Brimob Polda Kepulauan Riau dengan anggota batalyon Yonif 134 Tuah Sakti di depan Mako Brimob, di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam.

Sebanyak empat anggota TNI pun mengalami luka tembak. Menurut informasi yang diperoleh, bentrok pun terjadi akibat salah paham antara anggota Brimob dan anggota batalyon.

Akibat bentrokan itu, tempat parkir milik anggota Brimob yang ada di depan Mako Brimob hangus terbakar. Sementara satu unit motor jenis Honda Beat rusak berat dan dimasukkan ke dalam parit.

Keempat korban yakni Praka Eka Basri selaku anggota Kompi A, Pratu Eko anggota Kompi Markas, Pratu Ari anggota Kompi Markas dan Pratu Hari selaku anggota Kompi Bantuan.

Para korban mengalami luka tembak di bagian kaki dan paha. Saat ini keempat korban berada di Rumah Sakit Embung Fatimah. Rumah sakit ini juga sudah dijaga puluhan anggota TNI bersenjata lengkap.
Suasana di Batalion 134 Tuah Sakti dan Mako Brimob Polda Kepulauan Riau masih mencekam pascabentrok pasukan dua kubu yang berujung tertembaknya empat anggota TNI di Tembesi, Batu Aji, Kota Batam, pada malam tadi.

Menghindari bentrokan terulang, seluruh anggota Batalion Yonif 134 Tuah Sakti diapelkan di Komando Resor Militer (Korem) 033 Wirapratama pagi tadi. Apel tersebut dipimpin oleh Danrem, Brigjen TNI B Zuirman.

Zuirman mengungkapkan, bentrok berawal saat anggota Reskrim Polresta Barelang bersama Brimob Polda Kepri menggerebek sebuah gudang penimbunan solar yang berada tak jauh dari Mako Brimob. Penggerebekan itu sendiri ditonton oleh masyarakat.

Melihat situasi ramai, lima personel batalion yang baru pulang apel menghampiri dan bertanya apa yang terjadi kepada seorang anggota Brimob. Tapi entah kenapa, terjadi adu mulut hingga berujung tembakan bertubi-tubi ke anggota TNI.

Kejadian itu pun disayangkan oleh Zuirman. “Kami sangat menyayangkan terjadinya penembakan, karena saat kejadian anggota batalion berpakaian dinas namun tidak memiliki senjata api,” ujarnya di lokasi, Senin (22/9/2014).

Sementara di Kantor Brimob Polda Kepri tampak anggota POM TNI dan Provos Polda Kepri berjaga-jaga. Empat personel TNI yang terkena tembakan masih dirawat di Rumah Sakit Embung Fatimah Batu Aji.

 

Kepolisian Republik Indonesia memberi pernyataan soal kasus tertembaknya anggota TNI di Batam saat adanya penggerebekan gudang Bahan Bakar Minyak di perumahan Cipta Asri, Batam, Kepulauan Riau. Polisi menyebutkan ada sekitar 20 personel Dirkrimsus Polda Kepri dan brimob yang ikut melakukan penggerebekan tersebut.

“Diketahui, pemilik inisial N. Di lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Ada provokasi terhadap situasi sehingga pada waktu itu gagal mengamankan dan menyita, bahkan kecenderungan untuk kondisi tidak aman buat petugas kita, dan memutuskan meninggalkan lokasi,” kata Juru bicara Polri, Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya, Senin (22/9/2014).

Boy menyebutkan Provokasi yang dimaksud, adanya upaya menggagalkan langkah kepolisian yang dilakukan warga diperumahan. Terkait ada tertembaknya anggota TNI, kata Boy, peristiwa itu terjadi ‎adanya kesalahpahaman komunikasi antara Anggota Polri dengan TNI di lapangan.

“Terkait ada tertembaknya Anggota TNI, ini adalah yang mengikuti peristiwa itu setelah terjadi dinamika ketika saat akan lakukan penyitaan BBM dan penangkapan orang yang diduga melakukan itu, inisial N. Kemudian secara berurutan terjadilah dinamika kesalahpahaman komunikasi di lapangan antara petugas dengan sepertinya teman-teman TNI yang berasal dari dari batalyon 134, ada 4 alami luka tembak di bagian kaki,” ujarnya.

Kendati begitu, menurut Boy, pihaknya belum dapat berbicara banyak tentang kesalahpahaman komunikasi tersebut.

“Kami belum bisa berbicara tentang dinamika yang berkembang antara komunikasi yang berjalan di lapangan, jadi yang jelas di awal itu memang ketika anggota akan melakukan penyitaan, ada provikasi-provokasi terhadap situasi, karena ini kan komplek perumahan, dan anggota kita akhirnya tersudut, tidak memaksakan untuk melakukan penyitaan, pengamanan apalagi menangkap. Itu tidak dilakukan kemudian mundur ke belakang,” katanya.

“Artinya, pada saat kembali itu lah terjadi proses komunikasi di lapangan yang sepertinya di antara warga yang ada, itu juga ada keterkaitan dengan keberadaan teman-teman yang dari batalyon disana. Jadi kami mohon diberi waktu untuk proses ini,” ujarnya. (if)

Komentar

Komentar

Check Also

Difriadi: Perlunya Selesaikan Masalah Dengan Musyawarah  

Bidik.co — Pancasila mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan berbagai hal, seperti mengambil …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.