bidik.co – Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan upaya khusus (upsus) guna mengantisipasi ancaman dampak gelombang panas El Nino terhadap pertanian. Sebanyak 18 provinsi terindikasi rawan terdampak gelombang panas El Nino.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Moch. Syakir mengatakan, gelombang panas El Nino memang diprediksikan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lapan berjenis moderat.
Gelombang panas lemah akan terjadi mulai Juni, dan makin moderat hingga puncaknya November. Syakir menuturkan, dari data tersebut dapat diartikan El Nino datang hampir bersamaan dengan masa tanam kering atau musim kemarau, yakni April-September (Asep).
“Namun, kalau toh terjadi El Nino yang berbahaya untuk pertanian, Kementan sudah mengantisipasi,” kata Syakir, di Jakarta, Rabu (17/6/2015). Kementan, sambung Syakir, telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terdampak gelombang panas.
Kurang lebih ada 18 provinsi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi yang potensial terdampak El Nino. “Yang rawan terdampak ada18 provinsi, tapi tidak semua wilayah di provinsi itu terkena, hanya beberapa kabupaten saja. Ada di NTB, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah,” jelas Syakir.
Monitoring Badan Kimitologi Meteorologi dan Geofisika (BKMG) memprediksi El Nino atau gelombang panas bakal terjadi pada status moderat atau sedang.
“Hasil monitoring perkembangan El Nino sampai dengan awal Juni 2015 menunjukkan kondisi El Nino moderat. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan November 2015 dan perpeluang untuk menguat. Perkembangan kondisi Elnino akan dimonitor secara terus menerus,” kata Deputi Meteorologi BMKG Yunus Subagyo Swarinoto di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Dalam rapat bersama tiga menteri, Yunus menyampaikan, Elnino bukan satu-satunya faktor pemicu kekeringan di Indonesia, tapi harus dipertimbangkan juga faktor lainnya yaitu Dipole Mode dan SST di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, fenomena Elnino tidak terlepas dari suhu permukaan laut pasifik. Kondisi secara umum berada antara moderat dan kuat.
“Tidak terlalu menakutkan walaupun harus tetap diwaspadai,” kata Thomas.*****